HARIAN MERAPI - Cerita misteri tentag arwah mahasiswa komputer itu berterima kasih tidak diusir dan rela jadi juru ketik.
Dari 10 kamar yang ada, kamar di pojok dekat kebun itu yang selalu kosong. Tak ada yang berani menempatinya. Namun, Riyanto tak peduli, ia memilih menempati kamar itu.
Setiap hari, setelah pulang kuliah, Riyanto membuat cerpen di buku tulis. Bila sudah selesai, ia memindahkan cerpen itu ke laptop, biasanya sampai larut malam. Bila sudah mengantuk, ia melanjutkan mengetik keesokan hari.
Baca Juga: Kader PKK Salatiga mengabdi 10 tahun dan 20 tahun bakal diberi sertifikat
Suatu hari, usai jamaah Subuh di musala, Riyanto hendak melanjutkan menyalin cerpen dari buku tulis. Ia membuka laptop, mengklik file cerpen yang belum selesai.
Pemuda 21 tahun itu kaget melihat cerpen yang hendak ia salin ternyata sudah selesai.
Hari-hari berikutnya kejadian seperti itu terulang lagi. Naskah yang belum selesai disalin, tiba-tiba sudah terketik rapi di laptop.
Karena penasaran, suatu malam Riyanto keluar rumah dengan menyingkap sedikit korden jendela. Ia menunggu di luar kamar.
Setengah jam kemudian, Riyanto mengintip dari kaca jendela. Ia terbelalak melihat di dalam kamar ada seorang pemuda sedang mengetik sesuatu di laptop.
Riyanto segera membuka pintu kamar. Pemuda di dalam kamar menoleh dan tersenyum padanya.
Pemuda itu mengenalkan dirinya sebagai arwah Jasmanto, mahasiswa jurusan komputer yang tewas kecelakaan beberapa tahun silam. Kamar itu adalah bekas kamarnya.
Jasmanto berterimakasih karena Riyanto tidak mengusirnya dengan membakar kemenyan seperti penghuni kamar sebelumnya.
Baca Juga: Hujan es dan angin kencang landa Sukoharjo akibatkan Kantor Pemkab dan rumah warga rusak
Sebagai rasa terimakasih, maka Jasmanto selalu mengetikkan cerpen-cerpen Riyanto ke laptop.
