HARIAN MERAPI - Cerita misteri yang dialami oleh Anggi ketika masih balita.
Saat Maghrib pulang dari warung ia melihat sosok mirip simbah kakung sedang shalat di atas kursi batu,
Siapakah sosok yang dilihatnya mirip simbah kakung itu?
Baca Juga: Timnas U-17 Indonesia Kalah 2-3 dari FC Koln U-17 dalam Uji Coba Terakhir di Jerman
Simbah putri selalu bilang pada Anggi, “Ojo dolan wayah candi kala, ora elok”.
Begitu juga simbok selalu bilang, jangan main di luar rumah kalau sore menjelang adzan Maghrib, nanti diculik Betara Kala, dibawa di pohon melinjo.
Di rumah simbah pada tahun 90-an memang masih rimbun dengan pepohonan. Jika siang hari akan terasa sedap dipandang, karena selain bentuk pohon-pohon rindang,
terutama pohon melinjo seperti pahatan karena ukuran besarnya membuatnya berlekuk-lekuk. Juga ada taman kecil, sehingga menjadi bertambah sedap.
Namun pemandangan akan segera berubah memasuki waktu Ashar, membawa keteduhan dan keheningan karena efek matahari sore, juga pekerja yang pulang dari glidhik.
Suasana tersebut berubah lagi ketika waktu mendekati adzan Maghrib, di mana pepohonan menciptakan bayang-bayang akibat matahari senja.
Saat itu suasana benar-benar sunyi dan waktu seakan melambat. Jalan raya di depan rumah tergolong sepi dan di seberangnya terdapat makam pahlawan.
Biasanya Anggi akan tenang bila sudah berada di dalam rumah bersama keluarganya dan mendengar adzan Magrib. Namun celakanya, dia terpaksa keluar rumah sebelum Magbrib, karena harus menemani sepupunya membeli sesuatu di warung.
Jarak warung dan rumah simbah memang tidak jauh tetapi mereka tetap saja sampai ke halaman rumah ketika orang-orang sedang melakukan perjalanan ke masjid.
Saat itu hati Anggi berdebar ketakutan, khawatir Betara Kala menculiknya lalu membawanya di atas pohon melinjo. Kemudian ia mendapati pemandangan ganjil.