Dia mengatakan pula, bahwa saat ini sebanyak 415 Kabupaten/Kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio.
Karena itu, Pemerintah akan kembali menggencarkan imunisasi.
Sementara itu pada kasus polio di Kabupaten Pidie, Dirjen Maxi juga mengatakan adanya faktor perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang.
Dia mengatakan, di kabupaten Pidie masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai.
Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai. Sedangkan air sungai dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak-anak.
Terkait hal itu pula Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bersama Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, Kementerian Kesehatan, WHO, dan Unicef, sudah melakukan sejumlah tindakan penting.
Termasuk melakukan pelacakan untuk mencari kasus lumpuh layuh lain di sekitar tempat tinggal kasus.
Melakukan pengambilan sampel tinja di wilayah terdampak untuk dilakukan pemeriksaan.
Memeriksa sampel air di tempat pembuangan, dan survei cepat cakupan imunisasi.
Selanjutnya akan segera dilakukan tindakan pencegahan penularan lebih luas dengan meningkatkan notifikasi nakes dan faskes.
Hal tersebut untuk mendeteksi adanya kasus lumpuh layuh lain. Sehingga bisa segera ditindaklanjuti secara medis maupun epidemiologis.
Selanjutnya akan dilakukan pemberian imunisasi polio tambahan bagi semua anak usia 0-13 tahun di seluruh wilayah Provinsi Aceh.
Rencananya, imunisasi polio tambahan selama dua putaran itu akan dimulai tanggal 28 November 2022.
