Perekonomian Indonesia tetap kuat karena ditopang domestik, probabilitas resesi hanya 2 persen

photo author
- Rabu, 3 Agustus 2022 | 15:43 WIB
Ilustrasi perekonomian Indonesia tetap kuat ditopang oleh indikator makro yang positif dan ditopang ekonomi domestik. (Antara)
Ilustrasi perekonomian Indonesia tetap kuat ditopang oleh indikator makro yang positif dan ditopang ekonomi domestik. (Antara)

HARIAN MERAPI - Peluang Indonesia untuk masuk ke jurang resesi sangat kecil, hanya 3%.

Demikian dikatakan Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Berdasarkan leading indicator CEIC seperti keuangan moneter, pasar tenaga kerja dan industri, perekonomian Indonesia masih diperkirakan menguat.

Baca Juga: Bisnis tas berujung pengadilan, pengacara anggap terdakwa harusnya jadi korban: uang Rp 4 M belum dikembalikan

Bahkan Indonesia berada di bawah indikator 100, sehingga jauh dari sinyal resesi.

Tidak hanya akan minim resiko resesi, dengan berbagai indikator perekonomian yang positif di tengah ancaman krisis global maupun stagflasi, pemerintah optimis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan berada pada kisaran 5,3% hingga 5,9%.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi kita di 2022 ini masih optimis di 5,2% dan diharapkan di 2023 kita bisa tingkatkan antara 5,3% hingga 5,9%," kata Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Probabilitas Indonesia untuk masuk ke jurang resesi diakui sejumlah Ekonom sangat kecil.

Menurutnya, jika dilihat dari dari indikator makro ekonomi, kondisi indonesia lebih baik di antara emerging market lain yang mengalami resesi seperti El salvador, Srilangka, Ghana, yang kondisinya ada tekanan.

"Utang kita ada peningkatan, terutama utang pemerintah, tetapi kita diimbangi windfall profit dari komoditas, ini blessing in disguise di kala negara lain bermasalah, karena kenaikan komoditas kita justru dapat extra,” kata Ekonom Bank BCA, David Sumual saat berbincang hari ini.

Baca Juga: Sekolah rawan penyebaran Covid-19, kesehatan siswa di Sukoharjo rutin dipantau saat kegiatan belajar mengajar

Kekuatan ekonomi domestik adalah penopang perekonomian nasional. “Kita ekonomi 60% ditopang domestik, saya tidak khawatir ada resesi atau stagflasi global karena domestic economy kita besar sekali. Malah ini kesempatan untuk mendorong substitusi impor. Kalau ada barang yang sulit kita dapat,” ucap David.

Selain itu iklim investasi di Indonesia juga kian menggeliat. Semenjak pandemi, masyarakat mulai terbiasa dengan kebiasaan berinvestasi. “Saya lihat peranan domestik cukup baik, untuk SBN, perlu pendalaman finansial kepada masyarakat supaya terbiasa untuk investasi di pasar modal,“ sebut David.

Meski begitu ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga momentum perekonomian nasional tetap positive, yaitu menjaga inflasi dan daya beli masyarakat, likuiditas valas juga stok pangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X