Bitcoin Tembus Rp 800 Juta, Begini Respons CEO Indodax

photo author
- Rabu, 13 Oktober 2021 | 10:15 WIB
CEO Indodax Oscar Darmawan  (Indodax)
CEO Indodax Oscar Darmawan (Indodax)

JAKARTA, harianmerapi.com - Kabar gembira untuk investor aset kripto. Meski harganya fluktuatif, Bitcoin ternyata kembali mengalami kenaikan harga.

Menurut data yang dihimpun Indodax.com, Bitcoin sudah menembus harga Rp 824.000.000, per Selasa (12/10/2021) dini hari, dan turun sedikit menjadi Rp 803.414.000 pada Rabu (13/10/2021) pukul 10.00 WIB. Dengan harga ini, kapitalisasi pasar aset kripto ini melebihi US$ 1 triliun.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengungkapkan mengenai faktor naik turunnya harga suatu aset kripto.

Baca Juga: Investor Tak Perlu Was-was, Dampak Larangan Transaksi Kripto oleh Bank Sentral China Hanya Temporer

“Naik turunnya harga aset kripto yang volatilitasnya tinggi ini sebenarnya bisa diakibatkan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah hukum pasar tentang penawaran dan permintaan," kata Oscar.

Diungkapkan, apabila penawaran sedikit namun permintaannya banyak maka harga otomatis akan naik begitu pula sebaliknya. Di dalam kasus ini, Bitcoin memiliki stok yang “terbatas” namun permintaan terhadap Bitcoin semakin banyak dari seluruh dunia maka wajar saja harganya setiap tahun semakin tinggi.

Tidak hanya itu, faktor psikologis para investor pun teruji. Semakin banyak orang yang mempercayai kripto sebagai sebuah aset yang layak untuk dimiliki membuat masyarakat makin banyak yang berminat untuk membeli jadi harganya makin menguat.

"Tidak lupa juga, sentimen berita internasional yang menyorot soal kripto maupun ekonomi makro dan mikro juga turut mempengaruhi harga aset kripto," ujar Oscar.

Usai market merah yang terjadi karena kasus Evergrande dan pelarangan kripto oleh Tiongkok, nyatanya sentimen berita positif mengenai kripto semakin banyak bermunculan seperti kabar dari Twitter yang akan dapat mengirimkan Bitcoin antara satu pengguna dengan yang lainnya secara instan dan hampir tanpa biaya, serta pernyataan Ketua Securities and Exchange Commission Amerika Serikat Gary Gensler yang menegaskan kembali dukungannya untuk bursa Bitcoin yang akan diinvestasikan dalam kontrak berjangka.

Baca Juga: Bitcoin Tembus Rp 770 juta, Melonjak dalam 5 Bulan Terakhir karena Faktor Musiman

Senada dengan pernyataan Gery Gensler, ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam sambutannya di depan Kongres mengatakan bahwa pihaknya tidak berniat melarang semua aset kripto.

“Dukungan terhadap Bitcoin dan kripto juga datang dari regulator keuangan negara Swiss yang menyetujui investasi kripto karena dinilai akan memicu inovasi teknologi, serta berita perusahaan manajemen aset besutan George Soros, yakni Soros Fund Management yang mengkonfirmasi bahwa perusahaan sudah memiliki bitcoin," tambah Oscar.

Bukan tidak mungkin, salah satu penyebab utama harga Bitcoin yang naik di bulan Oktober lainnya juga disebabkan oleh update blockchain Bitcoin bernama Taproot untuk menambah fungsi smart contract pada bitcoin. Sampai sekarang, smart contract hanya bisa dijalankan di jaringan Ethereum. Maka dari itu dengan adanya upgrade Taproot yang diperkirakan akan ada di bulan Oktober atau November ini, akan menambah efisiensi Bitcoin itu sendiri.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,1 Persen Hingga Agustus 2021. Menkeu : Kami Berharap Triwulan III Bisa Cukup Baik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X