JAKARTA, harianmerapi.com - Teknologi berbasis industri 4.0 semakin merambah sektor pertanian. Pertanian modern diperlukan untuk tercapainya efisiensi sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
Di Eropa, penerapan teknologi mutakhir robot yang merawat ladang secara mandiri dan mesin otomatis untuk memerah susu sapi mudah dijumpai. Upaya ini mampu meningkatkan hasil kualitas dan efisiensi sumber daya alam yang ada.
Bagi Pupuk Kaltim, implementasi teknologi berbasis industri 4.0 diperlukan perusahaan untuk meningkatkan daya saing di kancah nasional dan global.
Baca Juga: 1.600 Petani Beras di Indonesia Dilibatkan dalam Proyek Pengurangan Emisi Karbon
"Kami telah mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0 tersebut di seluruh lini perusahaan, mulai dari Smart Operation, Smart Maintenance, Smart Distribution, hingga Digital Performance Management System," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, Senin (15/11/2021).
Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, Pupuk Kaltim terus inovasi yang mampu mendukung ketahanan pangan nasional. Menurut Rahmad, untuk menghadapi tantangan global seperti Covid-19, pengelolaan pertanian yang adaptif dan inovatif menjadi sangat penting dilakukan agar ketahanan pangan menjadi lebih baik dan tangguh.
"Untuk memaksimalkan inovasi, Pupuk Kaltim juga bekerja sama dengan berbagai institusi dan lembaga pendidikan maupun riset di Indonesia untuk berbagai terobosan berbasis digital. Dengan demikian, diharapkan seluruh inovasi yang dikembangkan akan berdampak pada efisiensi,” papar Rahmad.
Baca Juga: Akurasi Data Masih Jadi Masalah Krusial dalam Penanganan Pupuk Bersubsidi
Selain mengimplementasikan teknologi berbasis industri 4.0, Pupuk Kaltim juga mendorong agar tercipta diversifikasi bahan pangan. Menurutnya, diversifikasi pangan bertujuan mengantisipasi krisis, menyediakan pangan alternatif selain beras, menggerakkan ekonomi, dan mewujudkan sumber daya manusia yang sehat.
"Adanya diversifikasi bahkan dapat memperbaiki kualitas tanah dan mengurangi hama dan penyakit," sambungnya.
Pertanian Terpadu
Rahmad menyakini, optimalisasi lahan sawah melalui metode pertanian pola integrated farming atau penerapan pertanian terpadu sangat diperlukan saat ini. Pertanian terpadu adalah konsep peningkatan pendapatan ekonomi lahan yang berbasis lingkungan dan berkelanjutan, serta mengintegrasikan pertanian dan peternakan.
Konsepnya sendiri merupakan zero waste, yakni meminimalisir penggunaan eksternal dan memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki.
"Model pertanian ini merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan produksi dan secara holistiknya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," paparnya.