BANTUL, harianmerapi.com – Salah satu keputusan pada Forum KTT Group of Twenty (G20) di Italia, bulan lalu, adalah terpilihnya Indonesia sebagai presidensi G20 pada 2022 mendatang.
Pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 akan menjadi topik pembahasan, sebab G20 2022 akan mengangkat tema 'Recovery Together, Recovery Stronger'.
Menurut Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Dr (HC) Ir Airlangga Hartarto MBA MMT IPU, tema tersebut memiliki kata lain sebagai momentum pulih bersama pasca pandemi Covid-19.
“Menjadi presidensi G-20 merupakan kehormatan sekaligus harapan bagi pemerintah untuk turut andil mencari exit policy dari pandemi Covid-19,” ungkapnya melalui saluran Youtube UMYogya dalam seminar Indonesia's Global Leadership Outlook: How and for whose benefits? di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (15/11/2021).
Baca Juga: Penurunan Stunting Tertinggi, Kulon Progo Jadi Percontohan se-DIY
Ditambahkan Airlangga, G20 merupakan forum koordinasi kebijakan yang lahir sebagai respons terhadap krisis ekonomi pada 1998 dan 1999 silam.
Forum tersebut dibentuk pada 1999 memiliki posisi strategis, sebab secara kolektif merupakan representasi dari 85 persen perekonomian dunia, 80 persen investasi global, 75 persen perdagangan internasional, dan 60 persen populasi dunia.
Selain itu G20 sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, terdiri atas 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.
Baca Juga: Soal Varian Baru Covid-19, Menkes Menyatakan Vaksin di Indonesia Masih Cukup Ampuh Menghadapi
Diharapkan pula dengan terpilihnya sebagai presidensi G-20 akan meningkatkan konsumsi domestik, menambah PDB serta bisa memperkerjakan ribuan tenaga kerja di berbagai sektor.
Sementara itu Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi menjelaskan, G20 menjadi sebuah capaian yang positif dan konstruktif bagi upaya pemulihan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
“Sekaligus bisa membangun optimisme Indonesia berperan di kancah global. Capaian ini juga harus diakui oleh seluruh komponen bangsa untuk secara bersama mengisi ruang positif sebagai penguatan mobilisasi domestik di dalam negeri," tandasnya.
Baca Juga: Ini Beda Perundungan dan bercanda Menurut Psikolog
Indonesia perlu juga melakukan akselerasi dalam mencari titik-titik baru, lanjutnya, dalam memainkan peran yang lebih signifikan di dalam kancah dunia internasional, yakni dengan memanfaatkan secara baik presidensi G20 tersebut.
"Terlebih menurut beberapa pakar, Indonesia memiliki potensi besar pada 2030 menjadi negara dengan kategori ekonomi terbesar setelah Tiongkok, Amerika Serikat, dan India," pungkas Haedar.*