ekonomi

DIY Kendalikan Inflasi dari Hulu ke Hilir untuk Atasi Gejolak Harga

Kamis, 23 September 2021 | 09:15 WIB
Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY kembali digelar, Rabu (22/09/2021) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. (Dok BI DIY )

YOGYA, harianmerapi.com - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan Yogyakarta memiliki program strategis dalam pengendalian inflansi dari hulu ke hilir di mana metode preventif dilakukan untuk menangani gejolak harga. Dengan begitu optimalisasi tata niaga dalam rantai pasok dapat terstruktur dan terintegrasi dengan baik.

"Program unggulannya adalah inovasi digitalisasi dari sisi hulu untuk meningkatkan produksi, dan penguatan hilir untuk perluasan jangkauan distribusi dan pemasaran,” ujar Sultan pada Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY kembali digelar, Rabu (22/9/2021) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta.

Sultan menyebut dengan adanya peningkatan nilai tambah di sektor pertanian melalui smart digital farming, diharapkan memberikan kontribusi yang semakin besar dalam menggerakan mesin pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: OJK Perpanjang Restrukturisasi Kredit Hingga 31 Maret 2023

Oleh sebab itu perlu dilakukan beberapa hal sebagai faktor pendukung agar ekonomi tumbuh produktif, antara lain Sinergi dan kolaborasi lintas instansi; Peningkatan kompetensi digital pelaku usaha tani; Penguatan kelembagaan petani; Optimalisasi KUR Pertanian; Pendampingan itensif sesuai karakteristik usaha tani; dan Perluasan akses pasar secara digital.

Pada acara Rakorda TPID DIY yang bertajuk Smart Digital Farming untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Menjaga Stabilitas Harga sekaligus dilakukan Penyampaian Piagam TPID Award 2020 kepada Gubernur DIY oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan RI, Iskandar Simorangkir.

Pada sambutannya, Iskandar mengatakan optimalisasi digitalisasi dari hulu ke hilir untuk mendukung pengendalian inflasi perlu terus dikembangkan dan diperluas.

Baca Juga: Diskon Harga Mobil Baru Diperpanjang Hingga Desember 2021

“Penerapan digitalisasi di sisi hulu mampu meningkatkan produksi secara signifikan. Sementara itu digitalisasi di sisi hilir juga mampu memperluas jangkauan pasar. Namun masih terdapat gap kapabilitas, di mana belum semua pihak mampu menerapkan teknologi digitalisasi secara merata,” jelasnya.

Dia menyoroti pentingnya bagi TPID tidak hanya mendorong penerapan teknologi digitalisasi, namun juga memastikan tidak ada pihak yang tertinggal dalam implementasi digitalisasi tersebut.

Pada kesempatan yang sama, dilakukan penyerahan secara simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) oleh Kepala kantor Perwakilan BI DIY kepada pelaku usaha pertanian. Program Sosial Bank Indonesia tersebut diberikan kepada empat Kelompok Tani yang berasal dari Kabupaten Bantul dan Sleman.

Program Sosial Bank Indonesia diberikan kepada Kelompok Tani di Bantul, yaitu PSBI Gudang Benih Bawang Merah (2021) kepada Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul dan PSBI Alsintan Corporate Farming (2020) kepada Kelompok Tani Barokah, Blawong, Trirenggo, Jetis, Bantul.

Adapun dua Program Sosial Bank Indonesia yang diberikan kepada Kelompok Tani di Sleman, yaitu Bantuan Teknis Irigasi Tetes untuk Kelompok Tani Lombok Merapi Cangkringan, Sleman dan PSBI infrastuktur Pasar Lelang Cabai yang diberikan kepada Perkumpulan Petani Hortikultura Merapi (PPHM) Sleman.*

Tags

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB