Harga Cabai di Atas HPP, Sleman Siapkan Langkah Stabilisasi Produksi

photo author
- Jumat, 17 Januari 2025 | 07:30 WIB
Karyawan pasar lelang cabai sedang memilah antara cabai dan busuk.  (Foto: Dinas Pertanian Sleman)
Karyawan pasar lelang cabai sedang memilah antara cabai dan busuk. (Foto: Dinas Pertanian Sleman)

HARIAN MERAPI - Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya mengatasi tingginya harga cabai saat ini yang berada di atas ketentuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Kementerian Pertanian RI. Hal tersebut merupakan dampak dari perubahan iklim, yang menyebabkan pasokan komoditas cabai di pasar berkurang. 

Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Immawan Nur Syaifuddin Ahmad menyampaikan, instabilitas harga komoditas cabai dipengaruhi oleh faktor cuaca. Di mana, cuaca ekstrem dan intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mati akibat penyakit layu bakteri Fusarium.

Dijelaskan Immawan, kondisi ini terjadi hampir di semua daerah yang menjadi sentra cabai di Jawa. Meski begitu, ketersediaan cabai di Kabupaten Sleman masih mampu mencapai lebih kurang 1-2 ton per hari.

Baca Juga: Istana hingga MUI Menentang Makan Bergizi Gratis Dibiayai Zakat, Sebut Sudah Ada Ketentuan Penerima

Menurut Immawan, pada Bulan Desember 2024 - Januari 2025 cuaca ekstrem, hujan deras dengan intensitas tinggi, banyak pertanaman yang mati kena busuk batang dan fusarium. Kerusakan mencapai 70 persen, sehingga produksi atau panen menurun.

“Kondisi harga cabai saat ini tinggi di atas ketentuan HPP Kementan, wajar. Karena pasokan cabai di pasar berkurang banyak akibat dari tanaman cabai di petani yang rusak atau mati karena hujan dengan intensitas tinggi selama Desember 2024 kemarin,” katanya, Kamis (16/1/2025).

Immawan menjelaskan, di pasaran, komoditas cabai rawit dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ORI dan RM. Cabai rawit ORI merupakan jenis cabai rawit yang berkulit tebal, lebih tahan lama dan kurang pedas. Sedangkan cabai rawit RM (Gorga) cirinya berkulit tipis, tidak bisa bertahan lama dan rasanya lebih pedas dibandingkan jenis ORI.

Baca Juga: PSS SLEMAN pertimbangkan SSA saat jamu Semen Padang, Jayus Hariono Siap Tampil

“Kalau OER TAVI itu jenis cabai rawit tahan virus. Di pasaran ini masuk jenis ORI. Kalau ELX jenis cabai merah keriting yang tahan virus,” tuturnya.

Berdasarkan data DP3 Sleman per 15 Januari 2025, harga lelang komoditas cabai rawit merah (RM cabai rawit) sebesar Rp 62 ribu per kilo. Kemudian harga cabai rawit ORI mencapai Rp 70 ribu per kilo dan cabai rawit ORI (kecil) sebesar Rp 62 ribu per kilo.

Selanjutnya, harga cabai rawit jenis OER TAVI mencapai Rp 63 ribu per kilo. Sementara, harga ELX cabai merah keriting Rp 48 ribu per kilo.

Baca Juga: Diduga pengemudi kurang konsentrasi, Toyota Yaris alami kecelakaan tunggal. Seorang penumpang meninggal

Immawan menegaskan, harga lelang cabai setiap hari mengalami perubahan. Namun harga tersebut tidak berlangsung lama, sebab trennya akan menurun. Adapun dari segi pemasaran, Perkumpulan Petani Holtikultura Puncak Merapi (PPHPM) memasarkan komoditas cabai ke pasar lokal sebesar 30 persen dan 70 persen diserap oleh pedagang lokal.

Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Sleman telah mengambil langkah strategis dalam menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan cabai di Sleman. Mitigasi yang dilakukan di antaranya melaksanakan gerakan penanaman cabai di pekarangan.

Aksi ini telah digalakkan pada 30 Oktober 2024 lalu dan proses pemanenan diperkirakan berlangsung pada awal Februari mendatang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X