HARIAN MERAPI - Dalam upaya menjaga stabilitas inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY dan stakeholders terkait menyelenggarakan High Level Meeting (HLM).
High Level Meeting (HLM) TPID DIY mengusung tema “Kesiapan Pemerintah Daerah DIY dalam Menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru”.
Hadir dalam HLM TPID DIY tersebut Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim, Jajaran Forkopimda DIY, Kepala Daerah se-DIY, anggota TPID se-DIY, serta stakeholders terkait.
Baca Juga: Mendag lepaskan kontainer ekspor PT Out of Asia menuju Amerika, Eropa dan Timur Tengah
Rapat dibuka dengan paparan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati yang membahas terkait perkembangan inflasi DIY sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan rilis BPS, IHK DIY Bulan Oktober 2024 tercatat inflasi sebesar 0,09% (month to month/mtm) pada bulan Oktober 2024, sehingga secara kumulatif mencapai 0,57% (year to day/ytd), dengan perkembangan tersebut, inflasi secara year-on-year sebesar 1,57%.
Adapun inflasi tertinggi di tahun 2024 yaitu sebesar 0,43% (mtm) yang disumbang saat periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri 1445H.
Selain itu, disampaikan pula bahwa komoditas yang memiliki bobot/andil yang besar serta komoditas yang memiliki gejolak harga yang tinggi/fluktuatif perlu diwaspadai dalam rangka pengendalian inflasi menjelang Nataru 2024.
Baca Juga: SPBU Curang di Jalan Kaliurang Sleman Rugikan Konsumen Rp1,4 Miliar
Ibrahim selaku Kepala Perwakilan BI DIY juga menyampaikan bahwa tekanan inflasi DIY pada akhir tahun cenderung meningkat, bersumber baik dari sisi permintaan, terutama akibat meningkatnya kebutuhan untuk perayaan HBKN dan libur akhir tahun.
Sementara dari sisi penawaran, pasokan komoditas tanaman pangan dan hortikultura cenderung berkurang seiring masa panen raya yang telah berlalu.
Mencermati hal tersebut, terdapat usulan rekomendasi pengendalian inflasi pada jangka pendek maupun jangka panjang yang meliputi sisi hulu, sisi antara, dan sisi hilir.
1. Mendorong petani untuk tetap berproduksi melalui kepastian penyerapan pasokan dan pengelolaan ekspektasi produsen, pendampingan dan fasilitasi peningkatan produksi dan kualitas, serta kepastian penyerapan (off-taker).
Baca Juga: Dugaan Politik Uang di Sendangmulyo Minggir, Bawaslu Sleman Tetapkan Jadi Temuan
2. emperkuat data Neraca Pangan untuk memudahkan tracking komoditas pangan strategis yang mendukung Kerjasama Antar Daerah (KAD).
3. Penyerapan excess supply komoditas strategis melalui dukungan peran BUMD Taru Martani dan Bulog, termasuk mengoptimalkan peran ASN yang disinergikan dengan gerakan sosial di masyarakat.