HARIAN MERAPI - Kebutuhan beras masih tinggi di tengah serbuan bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah. Kondisi dipasaran sendiri harga melambung sekitar Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram.
TErkait dengan melonjaknya harga beras tersebut, pedagang dan pembeli meminta agar kenaikan harga terus ditekan dan stok ditambah.
Pedagang Pasar Kartasura Sutrisno, Minggu (18/2/2024) mengatakan, permintaan beras di pasaran masih tinggi. Namun demikian pembeli datang untuk membeli beras secara terbatas karena kemampuan ekonomi menurun.
Beras yang sebelumnya mampu dibeli dengan harga murah, sekarang sudah tinggi. Bahkan hampir setiap hari terjadi kenaikan harga.
Baca Juga: Inilah syarat, ketentuan dan cabor yang dilombakan dalam Porwanas Kalsel 2024
"Permintaan pembeli sebenarnya banyak, bahkan permintaan pasar tinggi. Tapi karena harga mahal maka pembeli membatasi membeli beras menyesuaikan kemampuan ekonomi," ujarnya.
Sutrisno mengatakan, pembeli yang datang bahkan banyak yang sebelumnya sudah menerima beras bansos pemerintah. Para pembeli tersebut masih membutuhkan tambahan beras untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Yang sudah dapat bansos beras juga masih tetap beli beras. Apa mereka cukup makan mengandalkan bantuan saja. Kalau habis tetap harus beli tapi ya itu harga beras tinggi jadi belinya terbatas," lanjutnya.
Tingginya harga beras juga dikeluhkan pedagang karena harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kulakan. Disisi lain, perputaran perdagangan beras lambat karena terbatasnya jumlah pembeli.
Baca Juga: PSU TPS 32 Makamhaji, Bawaslu Sukoharjo Nyatakan Pemilihan Sudah Sesuai PKPU
Pedagang untuk menghabiskan satu karung beras isi 25 kilogram membutuhkan waktu lebih dari dua hari jualan. Sebelumnya disaat harga beras pada kisaran Rp 12.000-Rp 13.000 masih mampu menjual sampai habis dalam waktu satu hari saja.
"Pembeli banyak yang protes. Mereka pikir yang menaikan harga beras sepihak itu pedagang. Padahal pedagang sendiri saat kulakan beras sudah dapat harga tinggi," lanjutnya.
Pedagang beras Kartasura Ahmad Baihaki mengatakan, meski sudah mengambil beras langsung dari penggilingan padi saat kulakan untuk dijual kembali namun harga yang diberikan sudah tinggi sekitar Rp 15.00p-Rp 16.000 per kilogram. Beras tersebut kemudian dijual lagi ke pembeli dengan harga Rp 16.000-Rp 17.000 per kilogram.
"Hanya untung Rp 1.000 per kilogram saja itu sudah lebih baik karena memang harga beras dipasaran sampai di penggilingan padi sudah tinggi," ujarnya.
Baca Juga: 57 Petugas Pemilu Meninggal per 17 Februari 2024, Kemenkes: Paling Banyak di Jawa Barat