Polisi Gadungan Memeras

photo author
- Minggu, 28 Maret 2021 | 20:39 WIB

-
ilustrasi KALAU ada seorang polisi tiba-tiba meminta uang kepada pemilik konter HP dengan alasan HP yang dibelinya rusak, haruslah waspada. Apalagi polisi tersebut tidak membeli HP di konter tersebut. Pasti itu bukan polisi beneran, tapi gadungan. Peristiwa itu dialami Wardoyo (37) pemilik konter di kawasan Goa Kiskendo Girimulyo Kulonprogo. Beberapa hari lalu ia menerima WA dari seseorang yang mengaku bernama FA perwira polisi berpangkat AKBP. Orang tersebut meminta Wardoyo mengirim uang Rp 1 juta ke pelaku, bila menolak akan dicari terus di manapun berada. Lantaran ketakutan Wardoyo pun melapor ke polisi beneran. Kasus ini masih dalam penyelidikan aparat. Di masa pandemi seperti sekarang ini, kejahatan melalui pesan singkat maupun WA marak di masyarakat. Modusnya beragam, mulai dari iming-iming hadiah hingga meminta uang dengan ancaman seperti yang dialami Wardoyo. Menghadapi kejahatan menggunakan medsos ini, masyarakat harus waspada dan jangan gampang percaya pada omongan orang yang belum dikenalnya. Kalau ada orang mengaku anggota kepolisian, apalagi berpangkat AKBP, tentu mudah untuk dicek. Jangan sungkan-sungkan untuk mengecek ke kantor polisi apakah benar ada nama yang disebut oleh pelaku. Dari situ akan ketahuan kebohongan pelaku. Karena itu jangan dulu memenuhi permintaan pelaku sebelum mengeceknya. Sudah menjadi modus pelaku untuk menggertak calon korbannya sehingga panik dan tak bisa berpikir jernih. Dalam kondisi panik itulah jurus pelaku akan efektif dan berhasil memperdaya korban. Cek dan recek adalah cara paling jitu agar terhindar dari penipuan seperti itu. Mana ada polisi pangkat AKBP meminta uang kepada pemilik konter HP dengan dalih HP-nya rusak dan minta ganti ? Padahal ia bukan pembeli HP di konter tersebut. Dari peristiwa itu saja sudah terlihat akal bulus pelaku yang mengaku-aku sebagai polisi. Penipuan dengan modus mengaku-aku sebagai anggota polisi agaknya perlu mendapat perhatian serius. Mengapa pelaku kejahatan memilih modus mengaku sebagai polisi ? Apakah dengan mengaku sebagai polisi lantas warga menjadi takut dan memenuhi segala permintaannya ? Tentu ini menjadi bahan renungan semua pihak. Sebab, polisi adalah pengayom masyarakat, bukan menakut-nakuti masyarakat. Kalau menakut-nakuti masyarakat, apalagi melakukan pemerasan, pasti itu bukan polisi beneran dan harus dilaporkan. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X