Mati Kurang Oksigen

photo author
- Minggu, 28 Juli 2019 | 09:43 WIB
C27juli2019
C27juli2019

-

GARA-GARA tidur, berujung kematian. Itulah yang dialami Budi Santoso (47), sopir truk warga Tanjung , Bangunharjo, Sewon Bantul, Jumat pekan lalu. Entahlah, mungkin karena kecapaian ia tidur di kabin truk yang diparkir di Dusun Selogedong Argodadi Sedayu Bantul. Ketika temannya membangunkan, ternyata yang bersangkutan sudah tidak bernyawa. Diduga ia meninggal karena kekurangan oksigen.

Karena tidak ada tanda-tanda penganiayaan, polisi tidak mengusut kasus tersebut. Kematian Budi Santoso bisa dibilang sebagai musibah dan tak ada pihak manapun yang bisa dituntut secara hukum. Kasus seperti ini sebenarnya sudah sering terjadi, namun acap diabaikan oleh para driver atau pengemudi.

Sebenarnya peristiwa yang membawa petaka ini sangat logis. Ketika sopir masuk kabin dan jendela ditutup rapat, maka tidak ada celah udara masuk maupun keluar. Udara yang berada di dalam kabin tentu bisa menjadi pembunuh karena berubah menjadi racun (CO2) atau karbon monoksida bila mesin dihidupkan.

Banyak kejadian orang mati di dalam mobil yang mesinnya masih menyala, lantaran keracunan. Apalagi, bila orang tersebut sudah menderita penyakit tertentu seperti jantung maupun hipertensi. Diperoleh informasi, Budi Santoso menderita hipertensi, sehingga memperburuk kondisinya. Andai ia tidak punya riwayat hipertensi, pun tidak menjamin selamat. Sebab, di ruangan kabin yang sempit, sama sekali tidak ada aliran udara atau oksigen dari luar, sehingga siapapun akan kolaps karena kekurangan oksigen.

Hanya saja, karena dalam posisi tidur, hal itu tidak dirasakan, ditambah lagi kondisi penyakit hipertensi yang memperparah keadaan, sehingga berujung kematian. Peristiwa tewasnya Budi Santoso seharusnya menjadi peringatan bagi siapapun yang sering tidur di mobil atau kabin, apalagi dalam kondisi mesin menyala. Kalau hanya sebentar, tidak sampai berjam-jam, mungkin tidak terlalu membahayakan.

Lantas, bagaimana agar aman ? Kalau memang hendak tidur di dalam mobil, hendaknya kaca sedikit terbuka agar ada ruang untuk sirkulasi udara. Bahkan, dalam kondisi AC menyala, tetap menyisakan ruang untuk sirkulasi udara, meski hanya sedikit. Jadi, kaca mobil jangan ditutup rapat, tapi sedikit terbuka. Ini untuk mengantisipasi bila terjadi kebocoran freon atau mesin AC, sehingga bila ada racun yang masuk ke ruangan bisa keluar melalui celah kaca jendela. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X