Perkosaan di Mobil

photo author
- Sabtu, 27 Oktober 2018 | 20:36 WIB

 
-
ilustrasi SUNGGUH  miris membaca berita seorang mahasiswi diperkosa sopir travel. Mengapa bisa terjadi ? Tidakkah mahasiswi tersebut minta tolong kepada warga ? Rasanya sangat sulit membayangkan situasinya saat itu, ketika W (22) mahasiswi asal Blora diperkosa di dalam mobil oleh sang sopir. Bahkan W diancam keselamatannya bila melaporkan kejadian yang ia alami itu ke polisi. Pertanyaan awam, mengapa sopir bisa memperkosa penumpangnya,lantas bagaimana dengan penumpang lain yang berada di tempat tersebut ? Kebetulan, W adalah penumpang terakhir yang diantar sopir. Praktis pada saat itu tak ada penumpang lain yang menyaksikan. Sebenarnya W telah curiga ketika sang sopir mengatakan hendak mengantar paket ke daerah Kaliurang, padahal kos korban berada di Depok. Tapi W hanya diam saja. Ternyata diamnya W membawa petaka. Singkat cerita, di kawasan Pakem, tepatnya di areal persawahan yang sepi warga, W diperkosa sopir. Sayangnya, peristiwa itu baru dilaporkan korban seminggu kemudian lantaran ada ancaman dari pelaku. Bahwa kemudian ada rumor bahwa antara pelaku dan korban saling kenal, bahkan ada hubungan asmara di antara mereka, tidaklah relevan. Sebab, yang disebut perkosaan adalah persetubuhan paksa, baik dengan kekerasan maupun ancaman kekerasan. Jadi, entah mereka kenal atau tidak, bila unsur tersebut terpenuhi, maka pelaku diancam pidana berat Pasal 285 KUHP tentang perkosaan dengan ancaman pidana maksimalnya 12 tahun penjara. Mencari saksi selain korban, saat kejadian, rasanya tidak mungkin. Hampir tak pernah ada saksi perkosaan selain korban itu sendiri. Sebab, bila saat kejadian ada saksi yang melihatnya dan diam saja, justru orang tersebut terancam pidana karena tidak menolong korban. Kasus sopir travel memperkosa penumpang, bila ini benar, mungkin baru pertama kali terjadi di Yogya. Kejadian tersebut tentu tak boleh digebyah uyah bahwa semua sopir travel perilakunya negatif. Itu sangat kasuistis. Karenanya, para perempuan yang biasa menggunakan jasa travel tetap harus hati-hati, terutama bila mendapat jatah akhir penurunan penumpang. Upayakan agar selalu berkomunikasi dengan teman atau siapapun yang bisa memantau posisi mobil travel. Kalau perlu, minta diturunkan di tempat terbuka, demi menghindari kawasan sepi. Terlebih bila telah larut malam, usahakan ada orang yang menemani. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X