Terkecoh Kenalan Baru

photo author
- Selasa, 23 Oktober 2018 | 20:33 WIB

 
-
ilustrasi HATI-HATI dengan kenalan baru. Bila tiba-tiba ia meminta izin menginap, jangan buru-buru diiyakan. Carilah alasan yang kira-kira masuk akal untuk menolaknya. Sebab, boleh jadi, kenalan baru ini sedang melancarkan modus penipuan dengan cara menginap di rumah calon korbannya. Begitu calon korbannya lengah, harta pun diembat. Agaknya, Siti Eva (71), warga Karang Tengah Nogotirto Gamping tipe perempuan yang tidak tega-an. Ia tak bisa menolak ketika AS (52), warga Cilandak Jakarta Selatan, yang notabene baru dikenalnya itu minta izin menginap di rumahnya. Tanpa curiga, Eva pun mengizinkan AS menginap di rumahnya di Nogotirto Gamping. Tak tahunya itu bagian dari siasat AS untuk menguras harta korban. Begitu Eva terlena, AS langsung menguras perhiasan berupa gelas emas dan cincin berlian yang totalnya senilai Rp 300 juta. Untungnya rumah Eva dilengkapi dengan CCTV sehingga polisi tidak kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku. Berbekal rekaman CCTV itulah petugas berhasil meringkus AS di Sukabumi. Sementara perhiasan hasil kejahatan telah digadaikan di Jakarta senilai Rp 28 juta. Peristiwa itu sebenarnya terjadi pada 24 September lalu, namun baru berhasil dibongkar baru-baru ini. Orang seperti Siti Eva mungkin lebih banyak berprasangka baik terhadap siapapun, termasuk orang yang baru dikenalnya. Ia tak pernah mengira bila kenalan barunya itu hanya ingin memanfaatkan kesempatan mengeruk keuntungan dengan modus menginap. Pencurian dengan modus menginap tergolong halus, bahkan tidak membuat korban celaka secara fisik. Sebab, pelaku sama sekali tidak menyakiti korbannya. Pelaku hanya mengecoh dan memperdaya korbannya sehingga benar-benar percaya bahwa pelaku adalah orang baik, padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Bagi orang tua seperti Siti Eva, semestinya tetap kritis terhadap kenalan barunya. Ia sebenarnya bisa menolak dengan cara halus, misalnya dengan mengatakan akan ada saudara atau familinya yang akan menginap sehingga tidak ada tempat bagi kenalan barunya itu, atau bisa pula menggunakan pendekatan budaya. Misalnya dengan mengatakan , tidaklah pantas laki-laki menginap di tempat perempuan, walaupun sudah tua, apalagi bukan muhrimnya. Pencegahan seharusnya lebih diutamakan, yakni jangan sampai orang melakukan tindak kejahatan, antara lain dengan cara tidak memberi peluang atau kesempatan bagi yang bersangkutan melancarkan aksinya. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X