-
ilustrasi
HIDUP mati seseorang di tangan Tuhan. Kalau Tuhan belum berkehendak mematikan seseorang,
dalam kondisi apapun, ia akan tetap hidup, begitu sebaliknya. Ungkapan ini kiranya tepat
diterapkan dalam kasus pelemparan bayi dari lantai 3 mall oleh ibu kandungnya sendiri, N, seorang
sales promotion girl (SPG), warga Desa Banyuwangi Magelang, baru-baru ini.
Sungguh ajaib, ketika dilempar ibunya, bayi tersebut nyangkut di atap tempat parkir kemudian
jatuh ke tanah dengan ketinggian 3 meter. Luar biasa, bayi tersebut tidak mati, dan kini masih
dalam pengawasan rumah sakit. Bahkan Kapolres Magelang Kota AKBP Kristanto Yoga Darmawan memberi
perhatian khusus kepada bayi perempuan itu. Kapolres pun melantunkan azan di telinga bayi yang
masih dalam inkubator itu.
Sementara sang ibu bayi, N, resmi telah ditetapkan sebagai tersangka dan diancam hukuman tiga
tahun penjara plus pemberatan hukuman sepertiga dari pidana pokok. Pemberatan hukuman terhadap N
tentu wajar karena ia adalah ibu bayi yang seharusnya melindungi, bukan malah mencelakakannya.
Awam tentu bertanya-tanya, ada apa dengan N yang tega melempar bayinya dari lantai tiga mall ?
Siapapun mudah untuk menduga, sang ibu bermaksud membunuh bayi tersebut, yakni dengan melemparnya
dari lantai tiga. Secara nalar, siapapun yang dijatuhkan dari lantai tiga, entah itu mall atau
bangunan lainnya, akan meregang nyawa. Namun Tuhan telah menyelamatkan bayi tersebut yang
kemudian diberi nama Tazkiyatul Maulida.
Sulit membayangkan bagaimana perasaan si ibu bayi, mungkin saja kecewa karena bayinya tidak mati,
padahal ia sudah mencoba membunuhnya. Meskipun N menjalani perawatan seusai melahirkan, proses
hukum tetap jalan. Rasanya tidak ada faktor yang meringankan hukuman terhadap N, sebaliknya malah
ada pemberatan hukuman.
Belum jelas, apakah bayi tersebut hasil hubungan gelap dengan sang pacar . Sebelumnya N juga
pernah melahirkan anak, namun meninggal. Kini ia justru menghendaki anaknya mati. Tindakan N
dikategorikan sebagai percobaan pembunuhan. Bayi tersebut tidak mati bukan karena ada upaya dari
N untuk mencegah atau mengurungkan niatnya, melainkan karena faktor x yang sulit diterima nalar.
Ya, bayi tersebut telah diselamatkan Tuhan. (Hudono)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi