Percobaan Bunuh Diri

photo author
- Senin, 8 Oktober 2018 | 20:18 WIB

 
-
ilustrasi PERNAH menyaksikan orang mencoba bunuh diri ? Pasti sangat dramatis seperti di film atau tayangan sinetron. Dan, itulah yang terjadi di kawasan Jalan Godean Km 6 Sleman Selasa pekan lalu. Irfan Romadhona (21) warga Nglarang Sidoarum Godean Sleman mencoba bunuh diri dengan melompat dari atap ruko. Masyarakat yang lewat di kawasan itu pun panik dan melihat detik-detik menegangkan itu. Namun, akhirnya, setelah dibujuk aparat Polsek Godean, aksi nekat Irfan berhasil digagalkan. Warga pun merasa ayem setelah polisi berhasil menyelamatkan Irfan yang ternyata baru dipecat dari pekerjaannya. Berdasar catatan kepolisian, ia adalah residivis entah dalam kasus kejahatan apa. Irfan akhirnya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya. Pertanyaannya, adakah yang menjamin Irfan tidak mengulangi perbuatannya ? Entahlah. Residivis atau apapun statusnya, tetap berhak untuk hidup. Tindakan kepolisian yang menyelamatkan nyawa Irfan patut diapresiasi. Andai polisi hanya diam dan membiarkan yang bersangkutan melompat dari atap ruko, mungkin Irfan sudah meregang nyawa. Tentu tidak ada ancaman pidana bagi orang yang gagal bunuh diri. KUHP hanya mengancam pidana terhadap orang yang membujuk atau memberi sarana kepada orang lain untuk bunuh diri. Tapi bila bunuh dirinya gagal, si pembujuk ini tidak dipidana. Sebaliknya, bila bunuh dirinya berhasil, maka si pembujuk atau pemberi sarana bakal dipidana. Namun, adakah orang yang membujuk orang lain untuk bunuh diri ? Kalaupun ada, kasusnya pasti sedikit. Bagaimana halnya dengan Irfan ? Sepertinya, tindakan Irfan didorong oleh keinginan pribadi lantaran stres dipecat dari pekerjaannya. Tak ada yang membujuknya untuk bunuh diri. Nampaknya wajar, orang akan stres bila dipecat dari pekerjaannya. Bahkan, terkadang akal sehat tak lagi bisa digunakan. Namun, kondisi tersebut tak selalu berakhir dengan bunuh diri, karena masih banyak alternatif untuk mendapatkan pekerjaan. Kini setelah Irfan kembali ke rumah, maka kuncinya terletak pada keluarga. Sejauh mana keluarga memotivasi Irfan untuk bangkit dan optimis mendapatkan pekerjaan, tentu akan berpengaruh terhadap perilakunya. Apalagi, Irfan telah memiliki istri dan dua anak. Seharusnya kondisi ini lebih mendorong yang bersangkutan untuk lebih bersemangat mencari nafkah buat keluarganya. Asal mau bekerja, rezeki tak kan lari. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X