Nasib Tragis PSK

photo author
- Rabu, 19 September 2018 | 23:30 WIB

 
-
ilustrasi SUNGGUH tragis nasib Na (25), penghuni lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Ia Kamis sore pekan lalu ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa di salah satu kamar rumah karaoke Jalan Argorejo 3 Kalibanteng Semarang. Na ditemukan dalam kondisi bugil dengan posisi telentang serta kulit mengelupas. Diduga kuat Na dibunuh dengan cara disiram minyak panas. Belakangan polisi berhasil mengungkap pelakunya adalah remaja pelanggannya, Ded (16) warga Ngaliyan Semarang. Ia mengaku menghabisi NA dengan cara mencekik kemudian menyiramnya dengan oli. Ia mengaku tak punya uang ketika ditagih NA usai melayani seks. Sungguh manusia mana yang tega berbuat sesadis itu ? Terlepas apakah Na seorang PSK atau bukan, ia adalah manusia yang punya hak untuk hidup, tidak disakiti, apalagi sampai dibunuh dengan cara sangat keji. Boleh jadi, inilah kasus pembunuhan paling sadis di tahun 2018. Bagaimana mungkin ada orang tega membunuh dengan cara menyiram minyak panas atau oli ke tubuh korbannya ? Jangankan kepada manusia, terhadap binatang pun tidak diperbolehkan menyiram air maupun minyak panas untuk membunuh. Kasus yang satu ini sungguh menyentuh nurani kemanusiaan kita. Untung polisi berhasil mengungkap kasus yang mengundang perhatian luas masyarakat. Bukan karena korbannya perempuan atau PSK, melainkan karena korbannya adalah manusia yang punya hak untuk hidup. Hal ini perlu ditegaskan karena siapapun dia, entah itu PSK atau bukan, punya hak yang sama sebagaimana orang pada umumnya. Hanya saja, masih ada yang beranggapan bahwa PSK layak menerima perlakuan tidak manusiawi. Seolah-olah mereka hanyalah sekadar objek pelampiasan syahwat semata. Padahal, berdasarkan survei para ahli, kebanyakan penghuni lokalisasi tidak menghendaki mencari penghidupan di tempat itu. Namun karena kondisi ekonomi, mereka terpaksa menjual diri dengan cara menjajakan seks. Pemerintah daerah, melalui Dinas Sosial, sebenarnya punya program pengentasan bagi para PSK, sayangnya entah karena apa, program tersebut belum optimal, sehingga tak jarang mereka yang telah mendapat pembinaan kembali ke tempat semula. Para PSK tentu rentan terhadap kejahatan, tapi mereka adalah warga negara yang semestinya mendapat perlindungan hukum dari pemerintah. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X