Tempat Rawan Klitih

photo author
- Selasa, 26 Juni 2018 | 20:14 WIB

 
-
ilustrasi WAHAI para orangtua, jangan biarkan anak-anak keluyuran malam, apalagi dinihari. Sebab, malam atau dinihari sangat rentan kejahatan. Bisa-bisa merka menjadi korban pembacokan. Inilah yang dialami Laybeisa Bintang (15) warga Pringgokusuman Yogya. Ia menjadi korban pembacokan enam cah klitih saat keluyuran di Jalan Bausasran Jumat dini hari lalu. Awalnya, ia bersama teman-temannya hendak menyelesaikan persoalan dengan orang lain, diduga terkait dengan perempuan. Namun yang ditunggu tak juga datang sampai akhirnya muncul gerombolan klitih yang membacok Bintang hingga mengenai kepala. Untuk kesekian kalinya aksi klitih membawa korban. Bintang masih dirawat intensif lantaran lukanya cukup serius. Sementara di tempat berbeda, dua teman Bintang bikin ulah di kawasan Jalan Brigjen Katamso. Bahkan mereka menantang sembarang orang dan melempari game net di kawasan tersebut. Warga yang merasa terganggu pun bangkit dan mengejar dua pelajar teman Bintang. Keduanya pun dijotosi warga sampai akhirnya diamankan. Dari dua peristiwa tersebut, Bintang dan teman-temannya boleh jadi memang bermasalah. Dimungkinkan pula penyerang Bintang punya motif tertentu, sehingga membacok korbannya. Tapi apapun motifnya, peristiwa tersebut menunjukkan bahwa tindakan tegas polisi terhadap cah klitih belum berefek. Nyatanya, anak-anak nakal ini masih terus berulah di jalanan dan tak lagi takut pada polisi. Kiranya masih perlu tindakan lebih tegas lagi dari aparat kepolisian. Kita menyayangkan peristiwa beberapa waktu lalu ketika polisi tidak menahan pelaku kekerasan lantaran yang bersangkutan tidak kedapatan membawa senjata tajam. Seharusnya, terlepas yang bersangkutan membawa senjata tajam atau tidak, bila melakukan kekerasan di jalanan, ya harus ditangkap dan diproses hukum. Sebab, bila kekerasan dibiarkan, apalagi tidak ada tindakan tegas, niscaya mereka tak akan kapok, malah menjadi-jadi. Polisi juga harus memanggil para orangtua dari anak yang bermasalah dengan hukum. Bukan hanya itu, guru mereka juga perlu dipanggil untuk dimintai keterangan, sejauh mana mereka telah mendidik siswa-siswanya. Jika aksi klitih ini sudah membawa korban warga, dipastikan warga akan melawan secara kolektif. Nah, agar tidak terjadi aksi main hakim sendiri, polisi harus proaktif dan mengintensifkan patroli di tempat-tempat yang rawan aksi klitih. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X