Insiden Hotpants

photo author
- Kamis, 10 Mei 2018 | 21:34 WIB

 
-
ilustrasi INSIDEN pelari dihadang warga karena dianggap berpakaian seksi masih menjadi perbincangan hangat masyarakat, bahkan viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi ketika perempuan peserta lomba lari melintas di Dusun Mlangi Nogotirto Sleman dalam rangkaian milad ke-27 UNISA Selasa pekan lalu. Lantaran dianggap berpakain tak sopan, yakni memakai hotpants oknum warga menghentikan dan memukul bagian sensitif peserta bersangkutan. Sementara peserta laki-laki yang mencoba membela peserta perempuan juga mengalami perlakuan tak mengenakkan. Namun, akhirnya masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Peristiwa di atas layak menjadi renungan bersama. Menurut warga setempat, perempuan memakai hotpants di tempat umum dianggap tidak pantas, meskipun dalam even resmi lomba lari. Namun di tempat lain, mungkin dianggap wajar dan tak dipermasalahkan. Sementara tindakan memukul atau menepuk bagian sensitif tentu lebih tidak sopan, bahkan mengarah tindakan melanggar hukum. Bahkan orang yang diperlakukan demikian bisa menuntut secara hukum jika mau. Intinya sebenarnya, kalau hendak mencegah perbuatan tidak sopan, hendaknya dengan cara yang sopan. Tentu ini menjadi pelajaran berharga baik bagi peserta lomba, panitia, maupun warga yang dilewati lomba lari. Kita memahami setiap daerah punya norma kesusilaan yang harus dihormati semua orang. Sekadar menyebut contoh, orang berbikini di pantai di wilayah DIY dianggap tidak sopan. Kondisi ini berbeda dengan di Bali yang notabene merupakan hal biasa. Bahkan, dengan seenaknya mereka jalan-jalan di seputar pantai tanpa malu. Perbedaan pandangan dan budaya inilah yang harus dipahami para pengambil kebijakan. Namun, sebebas apapun di pantai Bali, orang tak boleh seenaknya menjamah, apalagi menepuk bagian sensitif perempuan. Bila orang yang ditepuk tidak terima, ia bisa mempermasalahkan secara hukum, karena harga dirinya diserang. Dalam konteks penegakan hukum, nilai-nilai kesusilaan yang hidup dan berkembang di masyarakat memang harus dijunjung tinggi. Bahkan, dalam pengambilan keputusan, hakim juga wajib menggali nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, putusan yang hendak dijatuhkan nanti proporsional dan adil, atau setidak-tidaknya mendekati keadilan. Agar kasus serupa tak terulang, tentu koordinasi antara panitia dengan warga atau tokoh masyarakat di sekitar lokasi lomba harus diintensifkan. Tujuannya agar tidak terjadi insiden seperti peristiwa di atas. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X