Anarkisme Cederai Yogya

photo author
- Minggu, 6 Mei 2018 | 08:00 WIB

 
-
ilustrasi YOGYA yang dikenal sebagai barometer demokrasi tercoreng menyusul aksi anarkis yang dilakukan sejumlah orang yang mengklaim sebagai mahasiswa dalam momentum peringatan Hari Buruh 1 Mei di Pertigaan Kampus UIN Sunan Kalijaga. Pos polisi di sekitar lokasi dirusak dan dibakar oleh sekelompok orang yang mengklaim sebagai mahasiswa. Karena aksi sudah anarkis, polisi pun mengamankan mereka. Sangat ironis, karena aksi para demonstran ini bukan mengusung isu perburuhan, melainkan soal penolakan pembangunan bandara di Temon. Diduga kuat mereka hanya mendompleng perayaan Hari Buruh. Pun diduga kuat mereka punya agenda terselubung di balik aksi anarkis tersebut. Padahal, di tempat lain, aksi peringatan Hari Buruh berlangsung tertib dan damai, sama sekali tidak ada aksi kekerasan. Karenanya, banyak pihak menyesalkan mengapa aksi di Pertigaan UIN berlangsung anarkis. Sungguh aneh, pos polisi yang sama sekali tidak ada kaitan dengan isu yang mereka usung, menjadi sasaran amuk. Kiranya sudah saatnya aparat penegak hukum bertindak tegas dan tidak diskriminatif. Perusakan dan pembakaran pos polisi, jelas-jelas tindak kriminal yang tak bisa ditolerir. Mereka telah merusak fasilitas umum yang sekaligus sebagai simbol aparat penegak hukum, sehingga harus dikenai sanksi pidana. Penegakan hukum tidak membedakan apakah pelakunya orang Yogya atau bukan. Jadi, sekalipun pelaku bukan orang Yogya, tetap harus diproses hukum sampai ke pengadilan. Mungkin ada pihak yang mencoba melakukan negosiasi dengan aparat kepolisian agar para demonstran yang bertindak anarkis ini dilepas dan diberi ampun. Janganlah karena alasan mereka masih mahasiswa, masa depan masih jauh, lantas diberi kompensasi. Sebab, penegakan hukum tidak mengenal apakah pelaku mahasiswa atau bukan, pun tidak mengenal apakah pelaku berasal dari Yogya, luar Yogya atau luar Jawa, karena semua diperlakukan sama di depan hukum. Lebih penting lagi adalah, polisi harus mengungkap dalang peristiwa tersebut. Diyakini ada dalang di balik peristiwa pembakaran dan perusakan pos polisi di Pertigaan kampus UIN. Apalagi, melihat spanduk yang mereka pasang, arahnya sangat jelas, mereka menentang pembangunan bandara di Kulonprogo, menyerang Sultan dan tak setuju dengan status Sultan Ground maupun Pakualaman Groud. Nah, siapa di balik itu semua, polisi pasti tahu. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: admin_merapi

Tags

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X