-
ilustrasi
PETUALANGAN seorang siswa SD, Muhammad Tazaka Latif (13) warga Dusun Jlopo Pondokrejo Tempel Sleman, menggegerkan masyarakat. Tentu ini bukan petualangan biasa, karena penuh marabahaya dan sangat mendebarkan. Dimulai dari perjalanan dari rumahnya menggunakan motor Honda Supra X, Tazaka bertemu dengan penjahat yang berpura-pura meminta pertolongan diantara ke suatu tempat.
Singkat cerita, perjalanan mereka sampai di Dusun Tajem Karangtejo Temanggung. Berdalih hendak mengambil barang di Kulonprogo, Tazaka ditinggal sendirian di dusun tersebut. Sampai akhirnya Tazaka tersadar orang yang dikiranya baik hati itu telah membohonginya, karena tak pernah kembali ke dusun tersebut. Tazaka pun berinisiatif meminta bantuan warga setempat, hingga akhirnya polisi datang menolongnya.
Cerita di atas bukanlah fiktif, namun benar-benar nyata. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi para orangtua untuk tidak lengah mengawasi anaknya. Pun tidak membiarkan anak yang notabene belum memiliki SIM mengendarai motor, apalagi di tempat yang sepi seperti dilakukan Tazaka. Masih beruntung Tazaka kembali dalam kondisi selamat.
Dalam beberapa kasus perampokan, pelaku acap bertindak sadis, menganiaya bahkan tak segan menghabisi nyawa korbannya. Sedangkan Tazaka ‘hanya’ dikelabui kemudian ditinggal begitu saja di tempat yang sepi dalam kondisi kedinginan karena saat itu hujan lebat. Untuk anak seusia dia, tindakannya tergolong berani. Bahkan, Tazaka tanpa rasa takut menuruti keinginan pelaku yang membawanya ke Temanggung dengan alasan ia hendak diberi uang.
Sayangnya keberanian Tazaka tak diimbangi dengan kewaspadaan. Maklum, masih anak-anak sehingga pikirannya polos. Ia tak mengira bahwa orang yang meminta bantuannya itu adalah penjahat yang mengincar motornya.
Awalnya, Tazaka dilaporkan hilang pada Kamis siang pekan lalu, karena pamit hanya beli lotek di dusun setempat, namun lama tak pulang. Barulah pada Jumat dini hari lalu, Tazaka ditemukan dalam kondisi kedinginan.
Orang kebanyakan pasti akan menyalahkan orangtua Tazaka yang membiarkan anaknya pergi mengendarai motor, padahal yang bersangkutan tak punya SIM. Kalau mau jujur, fenomena anak-anak naik motor sangat mudah kita jumpai di desa-desa. Orangtua sepertinya membiarkan, bahkan mengizinkan mereka mengendarai motor ke mana saja. Nah, kalau sekarang muncul kasus seperti dialami Tazaka, apakah para orangtua juga membiarkan anaknya mengendarai motor sendirian ? (Hudono)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Editor: admin_merapi