Tembak Mati Bandar

photo author
- Selasa, 31 Oktober 2017 | 16:11 WIB
ilustrasi
ilustrasi

PENEMBAKAN bandar sabu, Bob alias Jendral  baru-baru ini masih menjadi perbincangan hangat masyarakat.  Bob ditembak aparat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY karena berusaha melarikan diri saat diberi kesempatan buang air kecil di Balecatur Gamping. Sebelumnya aparat sudah mengeluarkan tembakan peringatan tiga kali tapi tidak digubris sehingga petugas melepaskan tembakan dengan senapan otomatis mengenai dada hingga Bob tewas di tempat.

Reputasi Bob di dunia hitam memang sudah kondang. Bahkan, ia pernah divonis penjara seumur hidup terkait kasus narkoba, namun memperoleh grasi sehingga bisa menghirup udara bebas. Ternyata, hukuman tak membuatnya jera, bahkan aksinya makin menggila. Dalam sebulan omzetnya bisa mencapai Rp 4,5 miliar dan menguasai pemasaran narkoba di DIY, Jateng, Jatim hingga Kalimantan. Tentu bisa menjadi persoalan ketika yang bersangkutan mati karena ditembak.

Dalam kondisi tertentu, misalnya situasi yang mengancam keselamatan petugas, tembak mati dibenarkan. Asal sudah sesuai SOP, tentu tak ada masalah. Meski demikian, penembakan yang mengakibatkan tersangka tewas, tetap harus ada pertanggungjawabannya. Sebisa mungkin, petugas cukup melumpuhkan tersangka, tanpa harus menembak mati.

Menangkap tersangka dalam keadaan hidup tentu banyak keuntungannya, antara lain bisa meminta keterangan yang bersangkutan terkait  jaringannya. Dari keterangan tersebut bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mengungkap tersangka lain. Namun kalau ditembak  mati, tentu sudah selesai karena tak mungkin meminta keterangan orang mati.

Lebih dari itu, bila ditangkap hidup, petugas bisa melacak harta kekayaan tersangka yang diperoleh dari hasil kejahatan. Biasanya, para penjahat kelas kakap sudah memperhitungkan untuk mengaburkan uang hasil kejahatannya. Mungkin akan dibelikan properti  atau kekayaan lainnya yang lebih menjanjikan.

Bagaimanapun dengan tewasnya Bob, paling tidak mengurangi distribusi narkoba di DIY. Karena ia tergolong pemasok terbesar di DIY. Bahkan, saat dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, ia masih menjalankan bisnis haram itu. Agaknya, tak ada yang bisa menghentikan langkah Bob selain tembakan mati. Sekaligus ini menjadi terapi kejut bagi penjahat lainnya agar segera bertobat. (Hudono)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X