HARIAN MERAPI - Islam telah memberikan tuntunan bagaimana seharusnya sikap seorang muslim mengahadapi musibah yang menimpanya.
Pertama, mengucapkan kalimat istirja’, yaitu kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami semua adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kembali) sebagaimana firman-Nya :
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.” (QS. Al-Baqarah, 2:156).
Baca Juga: Perhatian! Ini perbedaan MinyaKita yang asli dan palsu
Di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW supaya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.
Apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami semua adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kembali)”.
Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Muslim, Imam Malik, Ibnu Majah, serta hadist yang diriwayatkan al-Hakim an-Naisaburi dan Imam Tirmidzi Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Tidak ada suatu musibah yang menimpa seorang hamba, kemudian ia mengucapkan istirja’, melainkan Allah menetapkan pahala baginya.”
Kedua, memajatkan doa kepada Allah SWT agar diberi pahala dari musibah yang dihadapi dan mendapatkan ganti yang lebih baik, sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW dalam
sabdanya:
“Apabila kamu diberi musibah oleh Allah, maka ucapkanlah do’a “Allahumma jurni fi
musibati wa akhlif li khairan minha” (Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah ini, dan
gantikanlah bagiku dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya)” HR. Muslim, Ibnu Majah, Malik,vdan Ahmad bin Hanbal.
Baca Juga: Arkamaya Festival dorong pertumbuhan pariwisata dan Ekonomi masyarakat di Sleman barat
Selain memohon pahala dari musibah yang dihadapi, juga dianjurkan memohon agar musibah
itu berakhir dari dirinya, sebagaimana permohonan Nabi Ayub AS ketika mengalami musibah
penyakit yang berkepanjangan :
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya : (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. Maka kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi
semuayang menyembah Allah”. (QS. Al-Anbiya’, 21:83-84).
Ketiga, bersikap sabar dan tidak putus asa dalam menghadapi musibah, karena dengan
kesabaran itulah seseorang mendapatkan pahala dari musibah yang menimpanya.
Bersikap sabar dalam menghadapi semua bentuk kesulitan dan tantangan telah banyak diajarkan oleh Al-Quan dan Hadist Nabi Muhammad SAW seperti firman-Nya :