cermin

Penipu Berlagak Calo

Jumat, 24 Juli 2020 | 18:30 WIB
C-25-JULI-2020

 

 

 

SIAPA tak ingin anaknya diterima sebagai PNS ? Semua orangtua pasti menginginkan anaknya sukses mendapatkan pekerjaan selepas menempuh pendidikan. PNS diyakini menjadi pilihan untuk memperoleh jaminan kehidupan yang lebih baik. Agaknya, hal inilah yang dimanfaatkan Sp, seorang oknum perangkat desa di Kecamatan Pundong Bantul untuk mengeruk keuntungan, yakni dengan berlagak bisa memasukkan orang sebagai CPNS.

Setidaknya tiga korban tertipu dengan janji manis Sp yang menjanjikan bisa memasukkan anak mereka menjadi CPNS di Kementerian Hukum dan HAM. Modusnya meyakinkan, yakni dengan meminta anak mereka tetap mengikuti seleksi resmi, kemudian dibantu melalui jalur khusus sehingga diterima CPNS. Sp mengaku punya bapak angkat yang punya pengaruh kuat untuk memasukkan orang sebagai CPNS di Kemenkumham, asalkan menyerahkan sejumlah uang.

Dari hasil aksi tipu-tipuan ini Sp berhasil mengantongi Rp 600 juta lebih yang berasal dari tiga korbannya. Anehnya, ketika nama anak korban tidak tercantum dalam pengumuman resmi hasil seleksi, mereka masih percaya pada Sp yang mengatakan pemberian SK untuk mereka diundur. Lagi-lagi pelaku meminta uang kepada korban hingga total mencapai Rp 600 juta lebih. Tapi setelah ditunggu cukup lama, janji Sp tak juga terwujud hingga korban lapor polisi.

Sepertinya pelaku memanfaatkan kondisi psikologis korban yang menginginkan anaknya diterima CPNS. Agar aksinya meyakinkan, anak korban pun diminta mengikuti seleksi resmi untuk kemudian dibantu lewat pintu belakang. Sampai di sini, ada unsur spekulasi pelaku, karena bisa jadi anak korban benar-benar diterima karena kemampuannya sendiri, bukan dibantu. Jika ini yang terjadi, pelaku tetap untung karena akan mengklaim bahwa itu berkat usahanya.

Sebaliknya bila gagal, seperti pada kasus di atas, pelaku masih akan meyakinkan dengan berbagai cara, antara lain mengatakan SK diundur dan sebagainya. Biar SK lancar, butuh uang pelicin. Lagi-lagi korban mengeluarkan uang.

Kasus ini sebenarnya penipuan biasa. Sp sebenarnya bukan pula calo, melainkan mengaku calo yang bisa memasukkan siapapun sebagai CPNS asalkan membayar uang. Sp juga mengaku-aku punya kenalan pejabat yang bisa memasukkan seseorang sebagai CPNS. Lagi-lagi, ini hanyalah aksi tipu-tipu Sp yang memang ingin mengeruk uang korban. Kasus tersebut berbeda dengan suap atau sogok. Bila suap, maka harus ditujukan kepada orang yang punya kapasitas mengambil keputusan dalam penerimaan CPNS. Sedang Sp sama sekali tak punya kapasitas itu. (Hudono)

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB