cermin

Antara Niat dan Kesempatan Untuk Mencuri

Sabtu, 30 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Gelar perkara kasus pencurian HP dan laptop di Mapolres Kulonprogo. (Foto: Amin Kuntari )

TERKADANG kita merasa kasihan ketika melihat sales yang menjajakan kaos kaki yang nilainya mungkin tak seberapa. Acap orang membeli bukan semata karena butuh, tapi karena rasa iba. Agaknya hal ini tak bisa diterapkan pada HM (47) warga Kartusuro Sukoharjo.

Bergaya sales yang menawarkan dagangan kaos kaki, ternyata HM malah menggasak HP dan laptop milik perangkat desa di Balai Kalurahan Sogan Wates Kulonprogo.

Kebetulan saat itu suasana sepi dan HM melihat HP dan laptop tergeletak, kemudian timbul niat jahat untuk mencurinya.

Baca Juga: Polres Tanjungpinang Terima Laporan Dugaan Penipuan Arisan Daring G'Mes, Korban Minta Modal Dikembalikan

Orang sering bilang kejahatan terjadi bukan hanya karena niat semata, tapi juga karena ada kesempatan. HM saat itu melihat kesempatan di depan mata karena HP dan laptop tergeletak tanpa ada yang menunggui.

Secepat kilat dua barang tersebut sudah berada di tangan HM. Selanjutnya ia pergi ke Semarang membawa barang hasil kejahatannya.

Namun polisi berhasil mengendus keberadaan HM hingga yang bersangkutan langsung diringkus. Kepada petugas HM mengaku terlilit utang hingga terpaksa mencuri. Alasan seperti itu sebenarnya sangat lazim ketika pencuri tertangkap. Ia akan mengatakan baru pertama kali mencuri, padahal belum tentu pengakuan itu benar.

Baca Juga: Hasil Bulutangkis French Open 2021: Pasangan The Daddies Melaju ke Babak 16 Besar

Alasan seperti itu dimaksudkan agar pencuri mendapat belas kasihan dan dilepas. Padahal, prosesnya tidak segampang itu. Terlepas barang yang dicuri dikembalikan atau tidak kepada yang punya, tindakannya sudah masuk kategori mencuri.

Artinya deliknya (pencurian) sudah selesai. Seperti halnya korupsi, meski uang hasil korupsi telah dikembalikan, tak bisa menghapus unsur pidananya.

Mencermati kasus di atas, tentu bukan berati kita harus selalu curiga kepada sales kaos kaki. Yang benar, kita tetap harus hati-hati kepada siapapun, apalagi orang yang belum dikenalnya. Selain itu, jangan meninggalkan barang berharga karena di semua tempat rawan pencurian.

Baca Juga: Pelaku Pencabulan Anak Ditangkap Polres Rejang Lebong, Korban Diajak Nonton Video Porno

Pun tidak semua sales kaos kaki jahat, karena banyak yang baik-baik. Yang jahat kita sebut sebagai oknum. Pertanyaan yang menggelitik, andai saat itu HM melihat HP dan laptop dijaga atau ditunggui pemiliknya, niscaya tak bakalan terjadi pencurian.

Akal sehat HP sebenarnya masih bekerja sehingga tidak berbuat nekat. Sebaliknya, ketika HP dan laptop tidak dijaga, timbul niat jahat untuk mencurinya. (Hudono)

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB