HARIAN MERAPI - Menjaga kesucian hati adalah upaya untuk memelihara hati yang bersih, suci, dan bebas dari pikiran-pikiran negatif, seperti iri hati, dengki, dan marah.
Dengan menjaga kesucian hati, seseorang dapat meningkatkan kualitas hidup, memperkuat hubungan dengan Tuhan dan orang lain, dan mencapai kedamaian batin.
Ada beberapa cara untuk menjaga kesucian hati: (1) Berdoa dan berdzikir. Berdoa dan berdzikir dapat membantu menjaga kesucian hati dengan memperkuat hubungan dengan Tuhan dan meningkatkan kesadaran spiritual,
(2) Menghindari pikiran negatif. Menghindari pikiran-pikiran negatif dan menggantinya dengan pikiran-pikiran positif dapat membantu menjaga kesucian hati,
(3) Berbuat baik. Berbuat baik kepada orang lain dan melakukan amal kebaikan dapat membantu menjaga kesucian hati dengan meningkatkan rasa empati dan kasih sayang,
(4) Mengontrol emosi. Mengontrol emosi dan tidak membiarkan emosi negatif menguasai hati dapat membantu menjaga kesucian hati, dan
(5) Membaca dan merenungkan. Membaca dan merenungkan ayat-ayat suci atau
teks spiritual dapat membantu menjaga kesucian hati dengan meningkatkan kesadaran spiritual dan memberikan inspirasi positif.
Baca Juga: Keutamaan birrul walidain
Orang yang menjaga kesucian hati bukan sekadar bebas dari gangguan jiwa, tapi juga memiliki perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup. Sikap yang dapat menerima orang lain sebagaimana adanya. Sikap positif terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Program pelayanan kesehatan jiwa dibutuhkan guna menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwanya.
Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan di dunia ini telah memberikan rambu-rambu bagi setiap manusia untuk menjaga kesehatan jiwanya. Berikut ini beberapa ayat yang memberikan tuntunan bagaimana menjaga kesucian hati bagi seorang muslim; yakni:
Pertama, mendapatkan karunia yang sangat besar dari-Nya. Firman Allah SWT: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran; 3:164).
Baca Juga: Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam
Kedua, menjaga kesucian hati dimulai dari upaya preventif. Firman Allah SWT: “Maka berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, 'Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.'' (QS. Al-Kahfi; 18:74).