Cinta sejati dalam keluarga: mencintai pasangan apa adanya

photo author
- Jumat, 12 Desember 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi Cinta sejati dalam keluarga: mencintai pasangan apa adanya (Dok. Khamim Zarkasih Putro)
Ilustrasi Cinta sejati dalam keluarga: mencintai pasangan apa adanya (Dok. Khamim Zarkasih Putro)

HARIAN MERAPI - Cinta sejati adalah tentang mencintai belahan jiwa (pasangan) tanpa alasan, mencintai tanpa pamrih, bahkan ketika mereka tidak dapat dicintai atau tidak sempurna. Pada tingkat yang lebih dalam, itu berarti memberikan semua cinta kepada seseorang tanpa syarat dan tidak mengharapkan imbalan apa pun.

Makna cinta dalam Islam sendiri sangatlah suci. Cinta haruslah didasari oleh kasih sayang dan dibuktikan dengan perbuatan. Dan apa-apa yang dicintai di bumi ini haruslah karena Allah
Ta'ala.

Al-Qur’an memberikan pengajaran yang indah dan inspiratif tentang cinta yang sejati yang
dirindukan oleh setiap orang yang sedang menata maghligai keluarga. Setidaknya ada lima ciri cinta sejati; yaitu:

Baca Juga: Mitra Kerja Pemerintah Pengurus Kelompok KTNA Tingkat Kecamatan 2025 Resmi Dilantik

(1) menerima Apa Adanya, (2) mengetahui batasan dan tidak banyak menuntut dari
pasangannya, (3) saling menguntungkan diantara pasangan, (4) adanya rasa saling percaya yang kuat, dan (5) terciptanya komunikasi yang sehat.

Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya mencintai pasangan dengan cara: (1)
menghargai dan menghormati pasangan, (2) memberikan perhatian dan kasih sayang, (3) memenuhi kebutuhan pasangan, (4) memaafkan kesalahan pasangan, serta (5) bersikap lembut dan sopan kepada pasangan. Dengan mencintai pasangan menurut hadis Nabi, kita dapat membangun hubungan yang kuat, harmonis, dan bahagia.

Mencintai pasangan apa adanya adalah salah satu kunci untuk memiliki hubungan yang sehat
dan bahagia. Ini berarti menerima dan menghargai pasangan Anda dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, tanpa mencoba untuk mengubahnya menjadi orang lain.

Mencintai pasangan apa adanya juga berarti: (1) menerima kelebihan dan kekurangan pasangan Anda, (2) tidak mencoba untuk mengubah pasangan Anda, (3) menghargai keunikan dan individualitas pasangan Anda, (4)memahami bahwa tidak ada orang yang sempurna, serta (5) fokus pada kelebihan dan kebaikan pasangan Anda.

Baca Juga: Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi tentang cinta sejati yang dapat dijadikan
pedoman hidup kita; yakni:

Pertama, Allah menciptakan diantara suami-istri perasaan cinta dan kasih sayang di antara
mereka agar mendatangkan ketenangan dan ketenteraman hati. Firman Allah SWT: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum; 30:21).

Kedua, di akhirat nanti orang-orang yang beriman akan mendapatkan pasangan abadi yang
disucikan. Firman Allah SWT: “Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Setiap kali diberi rezeki buah-buahan darinya, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang disucikan. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah; 2:25).

Ketiga, salah satu hikmah yang dapat diambil dari dijadikannya manusia berpasang-pasangan
agar mereka semakin mengingat kebesaran-Nya dan menyadari keagungan-Nya. Dengan cara yang seperti itulah seseorang akan semakin bersyukur kepada-Nya. Apapun yang Allah berikan kepada seseorang adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Baca Juga: Pastikan bantuan bagi keluarga miskin tepat sasaran, Pemkab Gunungkidul luncurkan pemasangan stiker keluarga miskin prasejahtera

Firman Allah SWT: “Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” (QS. Adz-Dzariyat; 51:49).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X