Tak ada larangan demo, tapi hindari anarkisme

photo author
- Rabu, 10 September 2025 | 10:00 WIB
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025.  (harianterbit.com/Aldi Tsaqif)
Potret aksi demo di area Gedung DPR dan MPR RI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 28 Agustus 2025. (harianterbit.com/Aldi Tsaqif)

HARI-HARI belakangan ini suhu di sejumlah wilayah Tanah Air menghangat menyusul merebaknya demo, termasuk di Yogya. Massa kesal dengan kelakuan sejumlah penyelanggara negara yang tidak peka dan tak punya empati terhadap nasib rakyat.

Kemarahan itu seolah menemukan momentumnya ketika jatuh korban driver ojek online saat berdemo di Jakarta. Affan Kurniawan, driver Ojol itu tewas setelah dilindas mobil rantis Brimob. Sontak peristiwa itu memantik kemarahan massa yang sebelumnya sudah jengkel dengan ulah oknum penyelenggara negara.

Para pendemo itu kemudian melakukan aksi anarkis dengan merusak fasilitas umum, termasuk fasilitas milik pemerintah. Simbol-simbol pemerintah menjadi sasaran amuk massa, terutama gedung DPR dan kepolisian di daerah. Mengapa mereka menyasar tempat tersebut ? Karena dianggap sebagai representasi pemerintah pusat.

Baca Juga: Tunjangan Rumah Ketua DPRD Bali Capai Rp54 Juta per Bulan, Wagub Giri Prasta Kini Tebar Janji Evaluasi

Sebelum aksi meletus, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni bikin pernyataan blunder dengan mengatakan orang yang mengusulkan pembubaran DPR sebagai orang tertolol di dunia.

Tak hanya itu, sejumlah anggota DPR seperti Eko Patrio, Uya Kuya dan lainnya berjoget saat Presiden mengumumkan tunjangan mereka dinaikkan. Bahkan, yang menyakitkan, omongan Eko Patrio yang sangat sombong dengan ungkapan tunjangan Rp 3 juta sehari belumlah apa-apa alias masih terhitung kecil.

Bayangkan, di tengah rakyat terhimpit kesulitan ekonomi, anggota DPR mengatakan seperti itu, tentu sangat menyakitkan. Apa yang terjadi kemudian, massa pendemo marah dan menjarah rumah Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, dan lainnya. Mereka membawa barang-barang berharga dari para wakil rakyat tersebut.

Baca Juga: Autopsi Jenazah Diplomat RI Korban Penembakan di Peru Selesai, Kementerian Luar Negeri Ungkap Update Terbaru

Aksi anarkisme memang tidak dibenarkan dan harus ditindak. Namun jangan lupa, mengapa mereka anarkis ? Pasti ada persoalan serius, ketidakadilan, suara tidak didengar dan akses yang tidak merata. Terjadinya penjarahan tak bisa dilepaskan dengan peristiwa sebelumnya, ketika elite kekuasaan menunjukkan arogansinya, tidak mendengar suara rakyat, apalagi berempati.

Rakyat yang sedang dihimpit ekonomi, harus dibebani pajak berlipat-lipat, sementara uang triliunan rupiah dikorupsi, tentu membuat rakyat marah.

Tidaklah bijak hanya menekankan penghukuman terhadap mereka yang anarkis, namun tidak menyelesaikan akar masalahnya. Para pemimpin dituntut peka terhadap nasib yang dipimpin. Sedang yang kita saksikan saat ini, tidak ada empati dari para penyelenggara negara, sebaliknya malah menggerogoti uang negara. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X