Piala Thomas. Penantian Sembilan Belas Tahun itu Berakhir Sudah

photo author
- Senin, 18 Oktober 2021 | 17:39 WIB
Para pemain dan official Indonesia melakukan selebrasi dengah memperlihatkan medali emas seraya mengangkat Piala Thomas setelah pemberian medali dan penyerahan piala kepada tim Indonesia yang berhasil meraih gelar juara, di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). Indonesia berhasil merebut Piala Thomas setelah berhasll mengalahkan China di babak final 3-0.  (ANTARA FOTO/Ritzau Scanpix via Reutters)
Para pemain dan official Indonesia melakukan selebrasi dengah memperlihatkan medali emas seraya mengangkat Piala Thomas setelah pemberian medali dan penyerahan piala kepada tim Indonesia yang berhasil meraih gelar juara, di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). Indonesia berhasil merebut Piala Thomas setelah berhasll mengalahkan China di babak final 3-0. (ANTARA FOTO/Ritzau Scanpix via Reutters)

Sebelum menjadi juara Piala Thomas 2021, Indonesia telah mengumpulkan 13 gelar yang sama. Koleksi terbanyak dibanding negara peserta lainnya.

Itulah mengapa Piala Thomas seperti sudah melekat dengan bulu tangkis Indonesia, dan sangat dirindukan kembalinya ke Tanah Air.

Baca Juga: BMKG Imbau Warga Waspada Datangnya La Nina, Puncak Musim Hujan Mulai November

Padahal piala ini tidak memiliki kaitan sejarah dengan Indonesia.

Tidak seperti Piala Sudirman yang menggunakan nama tokoh bulu tangkis Indonesia, menurut laman Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), nama Piala Thomas diberikan untuk menghormati Sir George Thomas, legenda pendiri dan Presiden Federasi Bulutangkis Internasional (IBF yang sekarang berubah menjadi BWF), yang menginginkan bulu tangkis mempunyai piala sejenis Piala Davis pada tenis, alias kejuaraan dunia beregu putra.

Meski demikian, Indonesia justru tercatat dalam sejarah panjang piala yang mulai diperebutkan pada 1949 itu, sebagai tim yang paling sering juara.

Merah Putih merajai kejuaraan dunia beregu putra itu antara 1958 hingga terakhir kali juara pada 2002.

Baca Juga: Sri Mulyani Mengaku Tegang Menonton Final Bulu Tangkis Piala Thomas

Indonesia meraih gelar pertamanya pada 1958 diikuti dua edisi berikutnya. Setelah diselingi Malaysia pada 1967 (edisi ketujuh), Indonesia kembali juara pada empat edisi berikutnya secara beruntun dari 1970 hingga 1979.

Indonesia juara lagi pada 1984 sebelum China yang pertama kali juara pada 1982 dan muncul sebagai kekuatan baru dalam dunia bulu tangkis, meraih gelar lagi tiga kali berturut-turut pada 1986 hingga 1990.

Tim Indonesia kembali berkibar pada era 90-an, dengan meraih gelar lima kali secara beruntun sejak 1994 hingga 2002, sejak era Hariyanto Arbi hingga Taufik Hidayat, yang membuat Indonesia hingga saat ini menjadi negara pengumpul gelar juara Piala Thomas terbanyak (14 kali) diikuti China (10), dan Malaysia (5), ditambah Jepang dan Denmark masing-masing satu kali.

Baca Juga: Pohon Tumbang, Timpa Dua Kios di Salatiga

Kemenangan Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan di Ceres Arena, Aarhus, pada Minggu malam seakan mengukuhkan kembali dominasi Indonesia pada kejuaraan dunia beregu putra itu.

Sayang, kemenangan yang ditunggu-tunggu itu agak sedikit mengganjal dengan tidak berkibarnya Sang Merah Putih saat upacara pengalungan medali dan penyerahan piala.

Tidak seperti biasanya, saat lagu kenegaraan Indonesia Raya dikumandangkan, saat bersamaan dengan itu bendera negara Merah Putih seharusnya dikibarkan. Pada Piala Thomas 2020 ini hal itu tidak terjadi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Malaysia Jadi Tuan Rumah SEA Games 2027

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:30 WIB

Luis Suarez Berseragam Inter Miami hingga 2026

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:00 WIB
X