Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Tengah masing-masing berhasil merebut satu emas di hari pertama pertandingan.
Kondisi ini menunjukkan persaingan yang ketat di antara para provinsi unggulan.
Atlet pelatnas Ahmad Zigi Zaresta Yuda dari NTB membuktikan kelasnya dengan merebut emas di nomor kata perorangan putra.
Dari kategori putri, Marzella Sekar dari Banten tampil gemilang di nomor kata perorangan.
Sedang Fahrel Apriyansyah Amartha dari Lampung menjuarai kumite -60kg putra, dan Ignatius Joshua Kandou dari Jawa Timur menguasai kumite -75kg putra.
Technical Delegate karate, Djafar Djantang, menilai ajang di Kudus menjadi wadah penting regenerasi atlet nasional.
Ia menyebut sekitar 75 persen peserta sudah berpengalaman di tingkat nasional maupun internasional.
“Kualitas pertandingan tahun ini luar biasa. Banyak atlet muda tampil percaya diri dan siap bersaing dengan seniornya,” ujarnya.
Baca Juga: Eks Kades Wonoharjo Diserahkan Kejari Boyolali karena Diduga Lakukan Pungutan Liar Program PTSL
Djafar menambahkan, PON Bela Diri bukan hanya kompetisi, tetapi juga laboratorium pembinaan.
“Ini bukan sekadar lomba. Ini bagian dari proses panjang pembentukan karakter dan mental juara,” katanya.
Hingga hari pertama, belum ada kontingen yang mendominasi perolehan emas.
Baca Juga: Sepeda Motor Dinas Kades Gempolan Karanganyar Dicuri Saat Hujan, Aksi Pelaku Terekam CCTV
Namun, dengan tiga cabang tersisa, Karate, Ju-jitsu, dan Wushu, perebutan posisi puncak klasemen antarprovinsi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah diprediksi semakin panas menjelang penutupan pada 26 Oktober mendatang.