Keputusan pensiun bukanlah tanpa alasan, faktor usia menjadi pertimbangan utama.
“Namun saya ingin menjadi motivasi bagi adik-adik bahwa usia boleh bertambah, tapi semangat harus tetap muda."
Melangkah ke babak baru, Hilda bertekad mengabdikan dirinya sebagai pelatih, khususnya membantu pembinaan atlet muda di daerahnya.
“Saya akan fokus membina usia dini, serta membantu pelatih sebagai asisten bila dipercayakan. Ini cara saya meneruskan cinta pada Shorinji Kempo.”
Kisah perjuangan Hilda juga dilengkapi oleh rekan satu timnya, Kelvin Saweri, yang sukses membawa pulang medali emas.
Perjalanan Kelvin di PON Bela Diri Kudus 2025 tidak kalah dramatis, terutama saat menghadapi lawan kuat dari Nusa Tenggara Timur, Donatus Fios, di babak final.
“Saya sangat cemas sejak babak awal. Tapi saya bangkit, menang lawan Jawa Tengah, lalu di final saya berhasil kalahkan atlet hebat dari NTT.”
“Kami sama-sama orang Timur, punya ciri khas keras dan jiwa kuat,” kata Kelvin dengan penuh semangat.
Baca Juga: TKD dipangkas Rp 194 miliar, Pemkab Sukoharjo efisiensi perjalanan dinas
Kemenangan Kelvin menjadi sejarah baru bagi tim Shorinji Kempo Papua Barat karena ini adalah medali emas pertama mereka dalam ajang multi-cabang tersebut.
Selama berada di Kudus, baik Cristina Balinda maupun Kelvin, merasakan sambutan hangat dari masyarakat setempat.
Kelvin mengaku senang karena anak-anak sekolah sering menyapa dan memberikan semangat.
Baca Juga: Kasus penyaluran bansos, KPK: Ada enam subkontraktor yang diduga terlibat dan menikmati untung
“Mereka bilang ‘kakak-kakak ini kulitnya lucu, hitam’, jadi kami merasa diterima dan dihargai," katanya sambil melepas tawa.