Dari pemantauan selama turnamen, sebanyak 70 talenta muda terpilih untuk mengikuti pelatihan intensif agar siap berlaga di MLSC All Stars 2026.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, juga menyoroti potensi besar Kudus sebagai lumbung bibit pesepakbola putri.
Ia mengajak para atlet muda untuk terus mengasah kemampuan dengan bergabung ke klub sepak bola dan mengikuti kompetisi berjenjang.
“Semangat para pesepakbola putri ini harus terus menyala. Melalui klub dan turnamen, mereka dapat mengukur dan meningkatkan kemampuan demi mimpi membela Indonesia di level internasional,” ujar Yoppy dengan optimis.
Selain memperebutkan gelar juara dan penghargaan individu, ajang ini sekaligus menjadi wadah pengembangan bakat yang mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan dan Olahraga Kudus.
Dari kategori usia 10, penghargaan best player jatuh kepada Keisha Athira Imawan, sedangkan Aqilla Anindita Khairinniswa terpilih sebagai best goalkeeper.
Untuk KU 12, penghargaan best player dan best goalkeeper diraih oleh pemain dari SDUT Bumi Kartini Jepara.
Ketatnya persaingan dan kualitas permainan yang semakin merata membuat MLSC Kudus Seri 1 2025-2026 layak menjadi sorotan.
Turnamen ini menjadi bukti bahwa sepak bola putri di Kudus semakin kuat dan punya masa depan cerah.
Untuk mendukung perkembangan tersebut, tiga sekolah sepak bola (SSB) yakni SSB Arema Cabang Semarang, Sultan Kudus United, dan SSB Lysandra Demak, membuka pendaftaran langsung bagi para peserta yang ingin mengasah bakat mereka lebih jauh.
Semangat putri-putri muda Kudus dan sekitarnya, tak hanya mengharumkan daerah, tapi juga membuka jalan bagi sepak bola putri Indonesia. *