HARIAN MERAPI - Turnamen internasional Junior Soccer School danda League (JSSL) Singapore 7’s 2025 bukan sekadar arena bertanding bagi talenta muda, tetapi telah menjadi panggung penting kebangkitan sepak bola putri Indonesia.
Dua tim putri usia dini, MilkLife Shakers U-12 dan HydroPlus Strikers U-14, akan melangkah ke ajang internasional bergengsi yang berlangsung pada 17-20 April 2025.
Di pundak para pemain muda ini, membawa semangat baru, harapan besar, dan mimpi panjang untuk mengukir sejarah dalam dunia sepak bola perempuan Tanah Air.
Keikutsertaan ini lebih dari sekadar mengejar trofi, melainkan sebagai pijakan awal membentuk generasi emas pesepakbola putri Indonesia yang siap bersaing di level global.
Baca Juga: Jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 4,6 persen, artinya.....
Sebanyak 24 pesepakbola putri terbaik Indonesia ini terpilih setelah melalui seleksi ketat dalam MilkLife Soccer Challenge yang diadakan di delapan kota besar di Indonesia sepanjang 2024.
Sebagai bagian dari persiapan menuju JSSL Singapore 7’s, para pemain menjalani pemusatan latihan yang digelar di Supersoccer Arena Kudus Jawa Tengah, mulai 6 hingga 14 April 2025.
Selama pelatihan, mereka dibimbing langsung oleh pelatih berlisensi UEFA A asal Jerman, Timo Scheunemann, yang dikenal berpengalaman dalam membina talenta muda, termasuk melatih Timnas Putri Indonesia.
Program pelatihan yang intensif mengkombinasikan teknik, fisik, dan mental.Para pemain dilatih dalam berbagai aspek, mulai dari passing, bola pantul, free kick, overlapping, stretching, ice bath, hingga edukasi soal sistem pertandingan modern.
Baca Juga: Gapura Gerbang TWR Salatiga jadi lokasi corat coret orang tidak dikenal
Menariknya, untuk mengasah mental dan akselerasi permainan, kedua tim juga dihadapkan pada tantangan berlatih melawan tim putra, salah satunya dalam laga segitiga melawan tim putra U-11.
Timo Scheunemann, yang memimpin pelatihan, menekankan bahwa meskipun waktu persiapan sangat singkat, latihan ini sangat penting untuk membentuk taktik dan kekompakan tim.
Timo tak bekerja sendirian, ia dibantu jajaran pelatih berpengalaman, seperti Asep Sunarya sebagai Asisten Kepala Pelatih, Maya Susmita (Asisten Pelatih U-12) dan Yayat Hidayat (Asisten Pelatih U-14), serta Edi Supriyanto sebagai manajer tim.
"Kami fokus pada pola menyerang yang solid dan sistematis, sekaligus meningkatkan kualitas teknik individu. Pelatihan seperti ini penting agar pemain paham tugasnya di lapangan," ungkap Timo.
Baca Juga: Bertemu Korea Utara di perempat final, bagaimana peluang timnas U-17?