HARIAN MERAPI - Di saat PSIM Jogja memastikan lolos Liga 1 musim depan, PSS Sleman justru tak beranjak dari zona degradasi. Ini setelah PSS Sleman mengalami kekalahan menyakitkan 2-6 dari Arema FC pada laga BRI Liga 1 Indonesia di Stadion Soepriadi, Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (17/2).
Pelatih PSS Sleman Uiles Geraldo Goncalves De Freitas Junior mengungkapkan kekecewaannya setelah tim asuhannya harus menelan kekalahan telak.
Uiles Geraldo Goncalves De Freitas Junior dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan di Kota Blitar, Senin, mengatakan bagi tim yang berkompetisi di Liga 1, kekalahan dengan jumlah skor telak seharusnya tidak boleh terjadi.
Baca Juga: PSIM Jogja Promosi Liga 1 Setelah Penantian 18 Tahun, Pelatih Kagumi Daya Juang Pemain
"Tim yang bermain di Liga 1 seharusnya tidak boleh menerima hasil seperti ini. Saya sangat menyesalkan ini, karena kami ini bermain di level profesional," kata Mazola Junior dilansir dari ANTARA
Mazola menyatakan jika dibandingkan dengan babak pertama, performa para pemainnya mengalami penurunan di paruh kedua berjalan.
"Pada babak pertama pemain sudah bermain bagus. Tapi di babak kedua, kami tidak sukses dan terjadi seperti yang dilihat tadi," ujarnya.
Baca Juga: PSIM Akhiri Kutukan Belasan Tahun, Lolos Liga 1 Setelah Bungkam PSPS 2-1
Keunggulan 2-1 di babak pertama tidak sanggup dipertahankan, gol kedua Arema FC membuat tim asuhannya semakin sulit memenangkan pertandingan.
Pada babak kedua, gawang PSS yang dikawal Alan Jose harus rela diberondong lima gol oleh empat pemain Arema FC, yakni Arkhan Fikri, Dalberto Luan, Charles Lokolingoy, dan M Rafli.
Bahkan di pertandingan itu, penyerang Arema FC Dalberto Luan sanggup mencetak brace atau dua gol, yakni melalui penalti pada menit ke-49 dan memanfaatkan bola muntah hasil sepakan Lokolingoy pada menit ke-82.
Baca Juga: Persija vs Persib Berakhir Imbang 2-2
"Gol kedua (Arema FC) membuat kami kesulitan, seperti terjadi di pertandingan melawan Semen Padang," ucap dia.
Pemain PSS Sleman Vinicius Duarte mengatakan kekalahan ini sulit diterima oleh semua pemain, sebab selain jumlah gol yang banyak, juga karena kegagalan mempertahankan keunggulan di babak pertama.
"Susah sekarang kami berbicara mengenai pertandingan ini, saya sebagai pemain malu. Saya tidak pernah kalah dengan skor seperti ini," kata Vico, sapaan akrabnya.