Sama halnya dengan penalty shoot untuk membiasakan peserta mengarahkan bola ke gawang yang dapat menciptakan poin dalam pertandingan sesungguhnya.
Di samping itu juga bertujuan untuk melatih ketenangan dan mental baik bagi penendang maupun kiper. Pemenangnya ditentukan dengan poin terbanyak diantara dua tim yang berlomba.
Timo melihat perkembangan teknik dasar para siswi di MSC– Kudus Series 2 2024 telah mengalami peningkatan cukup signifikan.
Dengan demikian, visi besar turnamen ini untuk memasyarakat sepak bola putri masih terus berjalan, begitu pula di tujuh kota lainnya.
Terlebih kegiatan ini dikemas secara fun untuk membangkitkan jiwa kompetitif dan kecintaan para putri dalam bermain sepak bola.
Perkembangan ini karena para siswi mengetahui ada MilkLife Soccer Challenge yang rutin digelar sehingga mereka rutin menjalani latihan.
"Terlebih banyak yang sudah mengikuti anjuran untuk ikut sekolah sepak bola (SSB), karena berlatih sepak bola harus konsisten dan rutin,” ucap Timo.
Salah satu pemenang Skill Challenge dari KU 10 yaitu SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus A yang berhasil membawa pulang tiga kategori sekaligus yakni 1 on 1, penalty shoot dan passing and control.
Baca Juga: Kasihan, ribuan warga Palestina gagal berhaji tahun ini akibat agresi Israel
Pemain andalan mereka, Devina Evelyn Utomo mengungkapkan mengikuti Skill Challenge merupakan tantangan tersendiri, namun terasa menyenangkan sehingga membuatnya termotivasi untuk terus berlatih.
“Seru sekali ikut Skill Challenge, paling suka 1 on 1 karena harus benar-benar fokus," ungkapnya.
Evelyn juga mengaku menjadi kiper saat penalty shoot, ternyata sulit menebak ke mana arah bola.
"Seneng dan bangga bisa menang tiga kategori, pokoknya saya ingin terus latihan biar bisa jadi pemain handal,” tegas Evelyn.