Tujuan dari prostetik dalam film ini bukan membuat karakternya jadi komikal, tapi menekankan bahwa ini betul-betul manusia nyata. Prinsip itulah yang dipegang oleh Reeves dalam menggarap "The Batman".
Adegan-adegan, penampilan serta karakternya adalah sesuatu yang bisa terjadi di kehidupan sehari-hari.
Tak cuma penampilan, Farrell pun belajar bersama pelatih logat untuk menghidupkan The Penguin, mengubur logat Irlandia yang ia miliki.*