film

Setelah Sukses Dengan Film Tilik dan Anak Lanang, Ravacana Films Hadirkan Lamun Sumelang Akhir Tahun 2021

Sabtu, 18 Desember 2021 | 05:57 WIB
Film Lamun Sumelang adalah karya Ravacana Films setelah film Tilik dan Anak Lanang yang telah dirilis ke publik sebelumnya. (Foto: Ravacana Films)


harianmerapi.com - Rumah produksi Ravacana Films kembali menyajikan sebuah film pendek berkualitas. Adalah Lamun Sumelang, film yang menyabet prestasi sebagai  Film Cerita Pendek Terpilih di Piala Maya 2019.

Merujuk pada beberapa film sebelumnya, seperti Tilik dan Anak Lanang, Ravacana memang lihai dalam mengangkat fenomena di masyarakat.

Film Lamun Sumelang ini cukup unik, dimana mengangkat fenomena bunuh diri di Gunungkidul yang memang menurut data, kasus bunuh diri di wilayah ini cukup tinggi.

Baca Juga: Iqbaal Ramadhan Fobia Ketinggian, Lompat dari Gedung Tanpa Stuntman di Film Mencuri Raden Saleh

Dilansir dari website resmi Ravacana Films, film Lamun Sumelang ini diperankan oleh sejumlah pemain diantaranya Freddy Rotterdam, Nunung Deni Puspitasari, Naura Quinta Kun Sri Kuncoro, Liek Suyanto, Tuminten, dan sejumlah pemain lainnnya.

Sementara itu, Egha Harismina dan Elena Rosmeisara adalah produser yang berkolaborasi dengan Ludy Oji Prastama sebagai penulis naskah sekaligus sutradara.

Kemudian ada nama-nama seperti Wahyu Agung Prasetyo, Ayunki Hikmawan, Rifat Satya, Vhyan Octavyan, dan Helmi Nur Rasyid sebagai produser kreatif, penata gambar, artistik, penata suara, serta penyunting gambarnya.

Baca Juga: 'Mencuri Raden Saleh' Sebuah Film yang Melalui Perjalanan Panjang

Cerita ini cukup apik karena menghadirkan dialog dan obrolan tentang hidup dan mati antara arwah-arwah dan si pemeran utama.

Kisahnya adalah tentang seorang ayah yang harus mencari tujuh tumbal untuk menyembuhkan penyakit yang tengah diderita anaknya. Salah satunya dengan menunggu sebuah kilatan cahaya warna merah di langit.

Di Gunungkidul, fenomena ini disebut dengan 'Pulung Gantung' dimana kemunculannya menjadi pertanda akan terjadinya bunuh diri di wilayah tersebut.

Baca Juga: Piknik Panik Garapan Mahasiwa UMY Raih Juara Festival Film Jambi 2021

"Pada saat itu, perenungan tentang hidup untuk mati –dan mungkin vice versa– dibenturkan dengan fenomena di Gunung Kidul yang memiliki angka kematian akibat bunuh diri cukup tinggi. Setelah dikulik, kasus-kasus yang terjadi dipercaya ada hubungannya dengan mitos pulung gantung," tulis Ravacana melalui akun Twitternya.

Film yang diproduksi pada tahun 2019 itu mampu menghadirkan fenomena itu di tengah masyarakat dengan gaya yang sangat khas berdurasi hanya sekitar 18 menit.

Baca Juga: Trailer Film Yuni Lengkap dengan Sinopsis: Cerita Tentang Gadis yang Terkurung Budaya

Halaman:

Tags

Terkini