Selain menawarkan keindahan visual, film ini juga menanamkan pesan reflektif tentang makna hijrah di kehidupan modern. Sehingga diharapkan tidak hanya terhibur, tapi ikut merenungkan makna hijrah masing-masing.
"Setiap orang punya prosesnya sendiri untuk menjadi lebih baik," sambungnya.
Bagi para pemain, film ini menjadi ruang pembelajaran spiritual tersendiri. Sita Permata Sari, yang memerankan tokoh Ulfa, mengaku menemukan pengalaman batin baru selama proses syuting.
"Hijrah itu bukan hanya soal perubahan penampilan, tapi juga cara berpikir dan bersikap. Dari film ini saya belajar menjadi pribadi yang lebih sabar dan tenang," jelasnya.
Baca Juga: Dari mana sumber dana untuk tambahan BLT bagi 35 juta KPM? Begini jawaban Seskab Teddy
Sementara itu, Endy Arfian menilai film ini memberi tantangan sekaligus kedalaman emosional. Alasannya, dirinya harus belajar logat, budaya, bahkan menyesuaikan diri dengan cuaca dingin ekstrem saat syuting di luar negeri.
"Omar adalah karakter yang sangat berbeda dari saya. Ia lahir di Uzbekistan, tapi kuliah di Bogor," ceritanya.
Endy menambahkan meskipun dibalut dengan kacamata Islam, namun film ini sangat ringan tanpa ada unsur menggurui. Menurutnya, makna Hijrah sangat luas sekali, ia memaknai sebagai proses untuk mengenal diri sendiri.
"Dari kecil kita selalu diajarkan untuk mempelajari sesuai tapi tidak pernah mempelajari diri sendiri dan itu suatu proses," katanya.
Baca Juga: Korupsi dana hibah mantan Bupati Sleman, ini yang terjadi
Film Pengin Hijrah juga menghadirkan program apresiasi bagi penonton. Setiap kelipatan 100 ribu penonton, satu orang beruntung akan diajak berwisata ke Uzbekistan—negara tempat latar kisah Omar berada.
Dengan pesan moral yang hangat, kisah cinta yang sederhana, serta visual yang menenangkan, Pengin Hijrah menjadi lebih dari sekadar film religi. *