film

Mengapa film Pernikahan Arwah memilih lokasi syuting di Lasem Jateng, begini kata sutradara

Jumat, 21 Februari 2025 | 11:00 WIB
Suasana pemutaran film "Pernikahan Arwah: The Butterfly House" di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2025). ( ANTARA/Abdu Faisal)



HARIAN MERAPI - Bagi Anda penggemar film horor perlu kiranya tahu bagaimana proses pembuatan film, termasuk pemilihan lokasi syuting.


Sebagai contoh, film 'Pernikahan Arwah', sang sutradara memilih lokasi syuting di Lasem Jawa Tengah. Mengapa ?


Karena, menurut sutradara film 'Pernikahan Arwah' Lasem sangat cocok dengan elemen visual yang ingin ditonjolkan dalam film tersebut.

Baca Juga: Tabrak Bus Transjogja, pengendara motor patah tulang, begini kronologinya


Sutradara film "Pernikahan Arwah: The Butterfly House" Paul Agusta memilih lokasi syuting di Lasem, Rembang, Jawa Tengah karena lokasinya klop .


"Terutama dari elemen visual, seperti furnitur, arsitektur, dan fesyen dari peranakan Tionghoa di Indonesia dan di nusantara. Lasem, yang terkenal dengan warisan budaya Tionghoa yang kental, memberikan latar yang autentik dan mendukung cerita yang ingin disampaikan dalam film," kata Paul saat pemutaran film "Pernikahan Arwah" di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis.

Selain itu, Paul Agusta juga menyebutkan bahwa setiap sudut di Lasem memiliki cerita yang menarik untuk riset dan eksplorasi. Hal ini memberikan inspirasi dan memperkaya pengalaman syuting bagi seluruh kru film.

Dengan mengambil lokasi syuting di Lasem, film "Pernikahan Arwah" memberikan pengalaman yang unik dan menarik bagi para pemain.

Baca Juga: Wujud peduli pada lingkungan, KSM Luhur Berseri semangat melaksanakan pengelolaan sampah berbasis masyarakat

Aktris Puty Sjahrul, yang memulai debut layar lebarnya sebagai Arin, perias pengantin dalam film "Pernikahan Arwah", telah melakukan persiapan menyeluruh. Mengetahui keaslian lokasi syuting, ia mempelajari tata cara dan pantangan yang relevan untuk memastikan aktingnya sesuai harapan. Hal ini termasuk mempelajari teknik memegang hio, dupa yang dibakar saat berdoa di depan altar leluhur.

Integrasi elemen visual dengan narasi horor berlatar budaya Tionghoa, menurut aktris yang sebelum akting pernah berkarir sebagai konsultan "branding" dari lulusan sekolah bisnis Universitas Prasetiya Mulya itu, berpotensi memperkaya alur cerita film Indonesia ini.

Sehingga ia sempat cemas jika tidak menampilkan akting yang maksimal. "Untungnya, itu dijagain," kata Puty.

Baca Juga: Sertijab Walikota Salatiga, Yasip Titip Pesan Realisasi Exit Tol, Robby Tegaskan Tidak Ada Orangnya Itu dan Ini

Tak hanya itu, film yang diproduksi oleh Entelekey Media Indonesia ini juga akan diputar di tujuh negara Asia lainnya, yaitu Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina, Myanmar, Laos, dan Brunei Darussalam. "Mungkin satu pekan sampai dua pekan setelah ditayangkan di Indonesia," kata Patricia Gunadi, Direktur Utama Entelekey Media Indonesia.*

 

Tags

Terkini