film

Program Layar Anak Indonesia Diboyong di JAFF 2024

Senin, 2 Desember 2024 | 17:55 WIB
Jumpa pers kreator Indonesiana TV di JAFF 2024, Empire XXI Yogyakarta, Minggu (1/12). (Foto : Wahyu Turi K )

HARIAN MERAPI - Sejumlah film anak-anak dari Indonesiana TV turut ditayangkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF).

Kehadiran garapan Indonesiana TV mengisi minimnya produk film untuk anak-anak melalui program Layar Anak Indonesia (LAI).

Film yang diputar di JAFF antaranya Cening Nepukin I Kawa, Suraci, Ada Hantu di Menara Merdu, serta Lintang dan Kunang-kunang.

Deretan film pendek tersebut dibuat oleh film maker dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengenalkan budaya daerahnya masing-masing dalam bentuk fiksi agar mudah ditangkap oleh anak-anak.

Film-film tersebut secara garis besar mengangkat tentang climate crisis dan kepedulian terhadap lingkungan.

Baca Juga: 516 Beswan Djarum Pentaskan Drama Musikal dan Tari Gugah Jiwa Nusantara, Wujud Ketangguhan Generasi Muda Indonesia

Sutradara Cening Nepukin I Kawa, Ayu Pamungkas mengatakan, alasannya memproduksi film anak dan bergabung menjadi kreator LAI berangkat dari keresahan atas tontonan anak-anak yang terlalu terbatas.

Hal itu kemudian membawanya membuat film anak yang diselipkan berbagai culture atau budaya.

Film Cening Nepukin I Kawa sendiri menceritakan seorang anak dengan dunianya yang masih ingin bermain, tetapi lalai akan perintah ibunya.

Melalui film ini, menurutnya cara termudah untuk memberikan pesan dan memberi tahu anak-anak adalah dengan memberikan contoh secara langsung.

Baca Juga: 89 puter pelung bersaing raih juara di Gantangan Portal One Arena, Purworejo, Jawa Tengah, ini juaranya

“Kesulitan saat membuat film anak yaitu ada challenge (tantangan) di mana ada rentang dunia kita dan anak-anak, dan sekarang mau tidak mau harus merangkul anak-anak dengan menyesuaikan bahasa kekinian,” kata Ayu, Minggu (1/12).

Hal senada dikatakan Nanda Rahmadya, sutradara Ada Hantu di Menara Merdu di mana ruang film untuk anak-anak perlu diisi oleh para kreator.

“Dalam memproduksi film ini kesulitannya adalah harus perspektif anak, terkadang kita memaksaka perspektif dewasa tetapi pemainnya anak-anak. Selain itu juga harus menyesuaikan diri, crew harus menjaga kata-kata dan sikap, harus menciptakan pola kerja yang nyaman dan tidak melebihi jam kerja yang ditentukan karena anak-anak belum boleh merasakan jam kerja profesional,” terangnya.

Partisipasi Indonesiana TV di JAFF 2024 memiliki tujuan utama untuk menunjukkan hasil dari berbagai program yang terlah berjalan selama 2-3 tahun terakhir.

Halaman:

Tags

Terkini