Mu’ti merespons ringan, “Mohon bimbingan, Pak Ebiet. Saya fans, tapi bukan penyanyi.”
Keduanya kemudian melanjutkan duet dengan jauh lebih kompak, dan momen canggung itu berubah menjadi kenangan manis yang membuat penonton tersenyum sepanjang lagu.
Selama hampir satu jam, Ebiet membawakan enam lagu yang membekas di banyak generasi: Titip Rindu Buat Ayah, Untuk Sebuah Nama, Masih Ada Waktu, Elegi Esok Pagi, Seraut Wajah, dan Berita Kepada Kawan.
Ketika irama mengalun lebih syahdu, penonton tak hanya merekam dengan ponsel. Banyak tangan terlihat terangkat, mengayun perlahan mengikuti irama, menciptakan gelombang lembut yang bergerak serempak di seluruh ruangan.
Baca Juga: Lewat Film 'Sore', Sheila Dara Jadi Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2025
Pada lagu Untuk Sebuah Nama, Abdul Mu’ti kembali menyampaikan apresiasi dari atas panggung.
“Lagu-lagu ini menemani banyak orang tumbuh, termasuk saya. Terima kasih sudah membawakannya,” ujarnya.
Irfan, peserta seminar asal Wonosobo, mengaku moment itu terasa seperti ruang refleksi massal.
“Semula saya pikir ini agenda kedinasan biasa. Ternyata seperti pulang ke masa kecil. Banyak kenangan muncul, terutama ayah yang dulu sering menyanyi lagu-lagu Ebiet,” ucapnya.
Baca Juga: Putri Wakil DPRD Sulsel Punya 41 Dapur MBG, BGN Buka Suara
Ia mengatakan momen ketika ribuan orang merekam sambil mengayunkan tangan menjadi salah satu pengalaman paling menyentuh dalam hidupnya. (Lim)