Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, kisah gejolak batin mencari cinta, garapan Hanung dari novel Puthut EA

photo author
- Sabtu, 2 Desember 2023 | 06:28 WIB
Hanung Bramantyo (tiga dari kanan) bersama artis pemeran film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu.  (Awan Turseno)
Hanung Bramantyo (tiga dari kanan) bersama artis pemeran film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu. (Awan Turseno)

HARIAN MERAPI - Sutradara kenamaan, Hanung Bramantyo kembali melahirkan karya film terbaru bertemakan cinta di kancah perfilman nasional. Film berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu merupakan adaptasi dari novel best seller karya Puthut EA.

Bersama K Studio dan Seven Skies Motion sdn, film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu mengisahkan tentang tokoh “Aku” dengan gejolak batin mencari cinta di hidupnya. Kegalauannya tentang menikah karena ia kerap mengalami kegagalan dalam hubungan percintaan.

“Tokoh “Aku” dalam novel itu, seorang laki-laki yang sudah memasuki usia untuk menikah, lingkungan keluarganya juga berulang kali mengingatkan agar segera mencari pasangan hidup,” ungkap Hanung saat konferensi pers film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu di Akademi Bahagia EA, Kalurahan Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Jumat (1/12/2023).

Baca Juga: Dunia film Indonesia kehilangan salah satu aktris terbaiknya Kiki Fatmala

Menurut Hanung, divisualisasikan dalam bentuk film, tokoh Aku berubah menjadi Daku yang diperankan oleh aktor tampan yang tengah naik daun, Refal Hady Kurnia.

Aktris lain yang terlibat film ini adalah Mira Filzah sebagai Sarah, Carissa Perusset menjadi Anya dan Nadya Arina berperan Nadya.

Dalam film ini Daku dihadapkan pada pilihan untuk segera menikah, sementara dirinya selalu saja gagal dalam menjalin hubungan yang langgeng. Sayangnya, sang kekasih, Nadya tidak bisa menunggu dan lebih memilih untuk menerima lamaran dari pria lain.

Daku pun mulai bertemu dengan gadis-gadis lain, termasuk pilihan ibunya tetapi dia bersikeras menolak. Sayangnya, nasib percintaan tidak pernah mulus sebab cinta tak pernah tepat waktu, datang dan pergi tanpa bisa diketahui.

Baca Juga: Pelatih Prancis berharap bawa pulang trofi Piala Dunia U-17 ke negaranya

Salah satunya, Sarah, seorang dokter dari Malaysia. Daku membayangkan dirinya berumah tangga dengan seorang dokter. Namun Sarang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat dan membuat Daku larut dalam kesedihan.

Seiring berjalannya waktu, Daku bertemu dengan seorang wanita, bibit cinta pun tumbuh diantara mereka. Sayangnya, wanita tersebut telah memiliki suami dan sekali lagi kisah cinta Daku berkonflik.

"Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu bukan sekedar kisah drama biasa, tapi mampu terkoneksi dengan penonton dan menjadi lebih dari sekedar hiburan semata," kata Hanung.

Baca Juga: Anies : Pers harus hindari berita provokatif

Diakui Hanung, adaptasi cerita akan sedikit  berbeda dengan plot novel. Meski begitu, film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu tetap membawa jiwa sang tokoh utama yang digambarkan sebagai pendamba cinta yang bukan sesaat.

Mengusung atmosfer calm dan soft, diharapkan mampu menghantarkan suasana romantic. Sehingga menghadirkan sendu dan sedih tokoh Daku dalam menemukan cinta serta menggambarkan surga-surga kecil milik Aku, seperti dalam novelnya.

Begitu pula cinematic lighting setup dibuat seapik mungkin menyatu dengan feel yang akan dibawakan oleh para cast. Garapan film juga ditunjang scoring dan soundtrack yang menambah nuansa hopelessly romantic.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X