HARIAN MERAPI - Pelaksanaan Kurikulum Merdeka ditandai dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di setiap sekolah.
Sebagai salah satu sekolah yang lolos sebagai Sekolah Penggerak, SMPN 10 Yogyakarta berupaya untuk menerapkan Kurikulum Merdeka semaksimal mungkin guna mencapai terwujudnya pelajar berperilaku nilai-nilai Pancasila.
Hal itu diungkap Kepala Sekolah SMPN 10 Edy Thomas Suharta, S.pd., M.Pd., ketika ditemui di sela kegiatan Pekan Pelajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, Pentas Seni Siswa Kelas VII mengusung tema "Kearifan Lokal" di halaman SMPN 10 Surosutan, Umbulharjo, Yogyakarta Senin (19/9/2022).
Baca Juga: Pandemi belum berakhir, jangan masuk sekolah jika anak alami gejala demam, batuk, pilek atau diare
"Kegiatan ini merupakan salah satu ciri dari penerapan Kurikulum Merdeka yang saat ini kita mulai untuk kelas tujuh. Dan kebetulan SMPN 10 menjadi salah satu yang lolos sebagai sekolah penggerak," urai Thomas di ruang kerjanya.
Menurut dia, selain kegiatan berbasis seni budaya serta kreativitas dalam mengembangkan potensi dan bakat anak, Kurikulum Merdeka juga mengarah pada terbentuknya siswa berdaya kreasi dan kreatifitas berpikir kritis mampu bekerja sama memiliki karakter serta berahklak mulia.
Kegiatan ini nantinya menurut Thomas, akan berlangsung pada minggu terakhir di bulan-bulan tertentu.
Pagelaran pentas seni dijelaskan Thomas, merupakan atraksi seni yang dilaksanakan oleh siswa lebih bersifat kelompok.
Baca Juga: PSIM Jogja minta doa restu suporter saat hadapi tuan rumah FC Bekasi City di Liga 2, sore ini
Dalam kegiatan ini diharapkan mampu membangun nilai-nilai kebersamaan, kerja sama dalam kelompok kelas serta gotong royong mewujudkan persatuan dan kesatuan di antara mereka.
Selain mengembangkan potensi seni dan kreasi, anak-anak juga akan melakukan kegiatan kewirausahaan dengan mengolah bahan makanan singkong misalnya yang diolah menjadi berbagai jenis makanan.
Dan mereka juga diminta agar dapat memasarkannya, meski dalam lingkup di sekolah.
"Selain itu anak-anak juga akan dikenalkan pada gaya hidup berkelanjutan dengan istilah pesta yaitu pembakaran sampah tanpa asap. Artinya bagaimana anak-anak nantinya mampu mengolah, pilah, pilih dan memanfaatkan sampah serta membuat pupuk cair di lingkungan sekolah. Anak-anak dapat menerapkan gaya hidup bersih di sekolah maupun di lingkungan tinggalnya," ucap Thomas.
Baca Juga: Lowongan kerja perbankan PT Bank Central Asia Tbk di bidang IT