Praktisi dan akademisi ASEAN kumpul di Jogja-Jateng untuk mempererat hubungan melalui warisan budaya rempah-rempah

photo author
- Selasa, 28 Mei 2024 | 14:54 WIB
Seminar "ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians" di UGM. (Foto: dokumetasi)
Seminar "ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians" di UGM. (Foto: dokumetasi)


HARIAN MERAPI-Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia, bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN menyelenggarakan kegiatan "ASEAN Spice: The Connecting Culture of Southeast Asians" di Yogyakarta dan Jawa Tengah selama satu minggu, 26 hingga 31 Mei 2024. Di Jogja, seminar digelar di Gedung Pascasarjana UGM, Selasa (28/5/2024).

Dalam event ini, para akademisi dan praktisi di bidang rempah dari 11 Negara ASEAN bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang budaya rempah di masing-masing negara.

“Sejak lebih dari 2,000 tahun lalu, Asia Tenggara telah menjadi pusat perdagangan rempah dunia, menghubungkan Timur dan Barat. Rempah tidak hanya sebagai Komoditas, namun juga membawa nilai, tradisi, dan pertukaran budaya. Mendiskusikan budaya rempah dengan negara-negara anggota ASEAN, adalah utama dalam langkah nominasi bersama Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia,” ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Dia menjelaskan kegiatan ini adalah langkah penting dalam mempererat hubungan budaya di antara negara-negara ASEAN melalui warisan budaya rempah-rempah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus 29 Mei 2024: akan mulai merasakan ada sedikit tanda-tanda awal perubahan besar dalam hal karir dan percintaan

Selama satu minggu, para Akademisi dan Praktisi dari negara-negara ASEAN ini mengunjungi rumah rempah di Desa Karang Rejo, Kawasan Borobudur, melakukan diskusi dengan akademisi di Kampus Universitas Gadjah Mada tentang rute jalur rempah dan pengaruhnya terhadap peradaban Asia Tenggara, serta memperdalam diskusi dan rencana kolaborasi untuk menciptakan inovasi, kreativitas, bahkan produk bersama terkait budaya rempah dan Gastronomi antar negara ASEAN.

Di UGM, seminar menghadirkan pakar Dr Sri Marghana M HUM dan Dr Dafri Agussalim MA dari UGM dengan moderator Yulida Nurani Santosa Msc. Dr Dafri menjelaskan acara ini sebagai upaya melacak sejarah hubungan antarnegara Asean melalui rute rempah.

"Kultur rempah berkembang di Asean. Penting sekali untuk mengoreksi sejarah. Narasi rempah kental dengan nuansa kolonial dan didominasi barat. Semua tahu jalur rempah digunakan untuk kolonialisme imperialisme. Kegiatan ini untuk bangkitkan kesadaran bangsa Asean jika ada elemen yang menyatukan kita yakni pengalaman masa lalu baik, apakah yang buruk atau baik yang patut dijadikan sarana menciptakan solidaritas," ujarnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Herbangun Pangarso Aji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X