Bila Lutut Anak bengkak dan Nyeri, Jangan Diurut, Waspadai Kanker Tulang

photo author
- Sabtu, 21 Agustus 2021 | 20:36 WIB
Ilustrasi  (Antara/Pexels)
Ilustrasi (Antara/Pexels)

 

Efek samping yang bisa dirasakan pasien anak adalah rasa mual dan ingin muntah, kemudian nafsu makan berkurang yang secara otomatis membuat tumbuh kembang terganggu karena anak enggan makan. Efek samping lainnya adalah diare, konstipasi, rambut rontok serta mukositis.

Dia mengungkapkan, efek samping kemoterapi terhadap anak cenderung lebih ringan dibandingkan pasien dewasa sehingga orangtua tidak perlu terlalu khawatir. Seringkali anak bahkan pulih lebih cepat dari efek samping, maka dokter dapat memberi dosis kemoterapi yang lebih tingi untuk mencoba membunuh tumor.

 

Namun ada juga satu dampak kemoterapi yang patut diwaspadai, yaitu depresi pada sumsum tulang yang mengakibatkan anak mudah terinfeksi akibat sel darah putih berkurang, serta mudah perdarahan karena trombosit berkurang. Anak juga mudah merasa lelah karena sel darah merah berkurang.

Dia menjelaskan tahapan pengobatan kemoterapi pada osteosarkoma. Pertama, kemoterapi neoajuvan yang dilakukan 10 pekan sebelum pembedahan. Tujuannya adalah mengecilkan massa tumor. Selanjutnya operasi atau amputasi. Setelah operasi, pasien mendapat kemotrapi ajuvan.

Kemoterapi diberikan dalam siklus. Setiap periode pengobatan diikuti periode istirahat agar tubuh punya waktu untuk pulih. Setiap siklus biasanya berlangsung selama beberapa pekan.

Orangtua dari pasien osteosarkoma disarankan untuk mendapatkan informasi yang benar dan tepat mengenai obat-obat yang diberikan kepada anak, termasuk adanya efek samping.

Meski jarang terjadi, ada obat kemo yang menimbulkan reaksi hipersensitif. Gejala-gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, gatal, kemerahan pada wajah, panas, hipotensi dan gangguan kesadaran.

Maka, orangtua perlu mendiskusikan bagaimana mencegah dan mengatasi bila terjadi efek samping. Jangan lupa untuk melakukan monitoring atau pemeriksaan laboratorium sesuai waktu yang ditentukan untuk mengetahui efek samping kemoterapi.

Prof. Fauzi menambahkan, tidak semua pasien osteosarkoma akan diamputasi. Amputasi dilakukan jika sel kanker sudah melibatkan pembuluh darah utama, ada patah tulang, dan infeksi (luka yang lebar).

Jika amputasi masih bisa dihindari, prosedur pembedahan dilakukan dengan mengangkat atau memotong tulang yang terdampak tumor. Tulang ini kemudian “diterapi” khusus dan dibersihkan dari sel-sel kanker. Biasanya dengan radiasi.

“Selama menunggu tulang disembuhkan, pasien diberikan prostesis tulang sampai tulang asli dinyatakan bersih dan bisa dipasang lagi. Sayangnya harga prostesis ini cukup mahal dan saat ini ketersediaannya tidak banyak,” jelas Prof. Fauzi.

Pasien yang sudah sembuh dari kanker ini harus tetap kontrol secara rutin sesuai yang ditentukan, sebab masih tetap ada potensi kambuh dan sel kankernya menyebar.

Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah osteosarkoma, meskipun faktor-faktor tertentu seperti terapi radiasi di masa lalu atau kondisi genetik bisa saja menjadi faktor yang meningkatkan risiko. Namun, memiliki faktor risiko tidak selalu berarti akan mendapat osteosarkoma. Oleh karena itu, tanda atau gejala apa pun harus diperiksa sesegera mungkin.*

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X