Ia menjelaskan, respon yang telah dilakukan pihaknya menanggapi masalah tersebut antara lain membuat program keluarga harapan, program pangan non-tunai, memfokuskan pengasuhan pada anak khususnya anak yatim piatu, serta memberikan pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan.
“Kita tahu karena persoalannya ekonomi, bisa berakibat panjang ke aspek pengasuhan, aspek kekerasan, aspek-aspek lainnya, maka baik anak maupun orang tua, kami dukung dengan pelatihan- pelatihan vokasi dan pembinaan kewirausahaan agar mereka bisa berkembang,” ujar Kanya .*