Hendak Upacara Bendera di Puncak Gunung, 3 Mahasiswa Ini Malah Tewas Dihantam Badai

photo author
- Rabu, 18 Agustus 2021 | 20:45 WIB
im penyelamat mengevakuasi jenazah pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8/2021).  (ANTARA/HO-Dokumentasi Basarnas Makassar )
im penyelamat mengevakuasi jenazah pendaki yang ditemukan tewas di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8/2021). (ANTARA/HO-Dokumentasi Basarnas Makassar )

MAKASAR,harianmerapi.com-Tiga pendaki dievakuasi dalam kondisi tewas diduga karena dihantam badai hingga kedingian dan kelaparan di Gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (18/8/2021). Ketiga korban yang merupakan mahasiswa ini diduga dihantam badai usai melaksanakan upacara memeringati HUT kemerdekaan di puncak gunung.

"Iya, ada tiga orang yang meninggal dunia. Satu korban atas nama Rian masih dicari tim penyelamat," ujar Kapolsek Tinggimoncong Gowa Iptu Hasan saat dikonfirmasi wartawan, Rabu.

Tiga orang korban tewas tersebut masing-masing Steven (21) mahasiwa PNUP, Zainal Abidin (21) mahasiswa UIN Alauddin, dan Rian (20) jasadnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan.

Baca Juga: Upacara Bendera Dengan Mengenakan APD Lengkap, Kenapa Tidak

Hasan menjelaskan, kronologi kejadian dari infomasi yang diperoleh paksi rekan korban, awalnya rombongan berjumlah delapan orang itu berangkat dari Sungguminasa, Gowa menuju Gunung Bawakaraeng pada Sabtu, 14 Agustus 2021. Saat tiba di Pos Bulubalea pada malam hari, sempat dicegat petugas.

Namun, karena jumlah pengunjung mencapai 400 orang, tidak seimbang dengan jumlah pengamanan, sehingga penjagaan pos di sana berhasil dibobol pengunjung yang akan naik menuju puncak dari jalur tersebut.

Selanjutnya, pada 15 Agustus, mereka berangkat menuju puncak Gunung Bawakaraeng untuk persiapan mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih di hari ulang tahun kemerdekaan pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Warga Pedukuhan Bibis Upacara dengan Baju Perjuangan, Berharap Merdeka dari Pandemi

Mereka pun sempat bermalam di Pos 8, karena diterjang badai. Setelah itu, keesokan harinya 16 Agustus, baru kembali ke puncak. Tetapi tidak lama berada di puncak, mereka pun kembali turun karena terjadi badai di atas puncak gunung setempat serta persediaan logistik menipis dan kekurangan alat penerangan.

"Jadi, antara Pos 8 dan 7 di situ, mereka sudah mulai terpisah-pisah. Korban Steven ditemukan oleh pendaki lain di Pos 7 dan menginformasikan ke Basarnas ada jasad tergeletak di jalan (jalur), kemudian dievakuasi di Pos 7," ujarnya menjelaskan.

Selanjutnya, di pos antara 5 dan 6, korban lain atas nama Rian diperkirakan meninggal pukul 06.00 WITA. Awalnya, rekan Rian, bernama Wahyudi dan Suardi, mereka bertiga sempat bertahan di lokasi itu saat subuh hari.

Baca Juga: Ini Alasan Ganjar Pakai Baju Hazmat saat Pimpin Upacara HUT Kemerdekaan RI di Tempat Isolasi Terpadu

Namun saat pagi, Rian diperkirakan sudah meninggal, sehingga rekannya memutuskan meninggalkan korban untuk mencari bantuan dan meletakkannya di bebatuan dan pohon sambil ditutup jaket warna hitam agar mudah ditandai.

Setelah melaporkan kejadian itu, tim SAR kemudian menyisir lokasi kejadian, tujuannya mengambil jenazah Rian. Namun bukan Rian yang ditemukan, melainkan korban lain bernama Zainal Abidin tergeletak di pinggir jalan sekitar Pos 6 mendekati Pos 5.

"Temannya yang ikut menunjukkan lokasi tidak melihat secara jelas apakah itu Rian atau Zainal. Nanti setelah dikirimkan foto oleh keluarganya, ternyata itu bukan Rian," ujarnya lagi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Herbangun Pangarso Aji

Sumber: Antara

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X