HARIAN MERAPI - Pemerintah Kabupaten Temanggung menarget penanaman 120.000 bibit tanaman keras untuk percepatan konservasi tanah dan air sebelum akhir musim hujan.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mengatakan pohon yang ditanam adalah tanaman keras yang akan dipergunakan untuk konservasi lahan kritis.
"Bibit pohon keras ini sangat bergantung pada alam. Maka itu dua bulan sebelum musim hujan berakhir, sudah ditanam dan musim kemarau sudah bisa tumbuh," kata Hendra Sumaryana, Minggu (15/1/2023).
Baca Juga: Hari ke-17, banjir di Pati surut 20 centimeter, bantuan terus mengalir
Dia mengatakan berdasar prakiraan BMKG, musim hujan diperkirakan selesai April, atau Mei memasuki musing kemarau.
"Bibit tanaman keras untuk konservasi harapan sudah tumbuh dan akarnya kuat," kata dia.
Disampaikan pada beberapa waktu terakhir telah mengumpulkan berbagai pihak terkait termasuk dengan tim percepatan gerakan konservasi tanah dan air, untuk mensinergikan kegiatan.
"Pelaksanaan penanaman sudah mulai sejak memasuki musim hujan di tahun 2022. Harapan dapat dipercepat sebelum berakhir musim hujan," kata dia.
Ia menyebutkan, dari target 120.000 bibit tersebut, saat ini sudah tertanam sekitar 79.144 bibit. Adapun jenis bibit yang ditanam, antara lain alpukat, kelengkeng, durian, jambu dan juga jenis tanaman konservasi seperti bambu dan lainnya.
Menurut dia, konservasi di Kabupaten Temanggung ada tiga zona yang harus diperhatikan, untuk lahan-lahan pertanian milik pribadi bantuan tanaman kopi utamanya dari Dinas Pertanian, kemudian lahan-lahan milik desa yang tanahnya belum tertanami konservasinya dari dana desa.
"Kemudian kegiatan konservasi kabupaten ini utamanya yang kami lakukan untuk turus-turus sungai, lahan-lahan kritis yang sulit ditanami misalnya di tebing-tebing sehingga perlu melibatkan relawan," katanya.
Baca Juga: Kapan realisasi integrasi Solo Cultural Center dengan Masjid Raya Sheikh Zayed di Kota Surakarta?
Ia menyebutkan di Kabupaten Temanggung ada sekitar 10.218 hektare lahan kritis yang tersebar di 64 desa.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Muh Amin mengatakan lahan kritis di Temanggung harus dikurangi dengan melakukan konservasi. Lahan kritis ini tidak hanya di lereng gunung SUmbing, Sindoro dan Perahu tetapi juga lingkungan tempat tinggal termasuk di sisi sungai, dan lereng.
Artikel Terkait
Pramuka Tanam Pohon untuk Konservasi Tanah dan Air di Temanggung
GP Ansor Tanam Ribuan Pohon untuk Konservasi Lahan Kritis di Taman Wisata BCL
Lepaskan Puluhan Burung Perkutut di Bantul, Warga Siapkan Pusat Konservasi Lingkungan Lembah Dusun Sompok
Konservasi Terus Berlanjut, 1.000 Pohon Ditanam Pecinta Alam di Lereng Gunung Sindoro
Konservasi Alam di Desa Benowo, BOB Siapkan Pariwisata Kawasan Penyangga Borobudur Highland