HARIAN MERAPI - Almarhum Agus Yulianto atau biasa dikenal Ki Joko Bodo ini dulunya dikenal dengan praktisi spiritual dan ilmu kebatinan berimage rambut gondrong dan brewokan. Namun, di tahun 2019 ia memangkas habis brewok dan memotong rambutnya.
Saat itu, Ki Joko Bodo mengatakan bahwa menurutnya hijrah adalah perbuatan-perbuatan, hukum terhadap Tuhan yang ia rasa ia lebih baik saat melakukannya. Ia mengaku merasa lebih baik dibandingkan saat dulunya ia menentang ayat-ayat tuhan.
Ia pun memotong rambut gondrongnya dan mencukur kumis dan jenggotnya. Sehingga wajah seramnya, atau image seramnya sudah tidak terpasang lagi di wajahnya. Wajahnya pun saat itu terlihat lebih segar.
Baca Juga: Menilik Kembali Rumah Ki Joko Bodo, Istana Wong Sinting: Ini 7 Fakta Menariknya
"Manusia serba terbatas, tidak ada yang abadi. Walaupun ingin cantik, secantik apapun, ingat kodrat, di usia sekian yang terjadi seperti itu," ujarnya saat ia akan memangkas rambutnya dulu.
Image seram dengan rambut panjang dan brewok tebal tersebut hanya sekedar nampang. Sebab ia memiliki banyak klien, sehingga klien tersebut melihat Ki Joko Bodo mengerikan dengan image yang ia bangun tersebut.
Di salah satu video, dijelaskan juga alasan kenapa ia memangkas rambutnya. Ia memangkas rambutnya, sebab rambut panjangnya tersebut menyangkut saat memasuki lorong waktu.
Saat itu ia menjelaskan bahwa sakitnya itu seperti sakit setengah mati. Terlebih dilorong waktu tersebut, waktunya lebih lama dibandingkan dengan waktu di dunia nyata.
Baca Juga: Anak ungkap keinginan Ki Joko Bodo sebelum meninggal hingga firasat mimpi sang adik
Menurutnya saat ia taubat, setiap waktu selalu ada keinginan untuk bertaubat. Kalimat yang selalu ia ulang-ulang saat wawancara dengan media, seperti di acara silet adalah:
"Kita akan selalu dikurangi, dikurangi umur, dikurangi mata sudah kabur, gigi ompong, rambut memutih," katanya.
Ia mengaku selalu menangis ketika melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan. Untuk itu ia selalu berupaya untuk sholat tepat waktu.
Saat adzan berkumandang, ia bergegas untuk mengambil wudhu dan melaksanakn sholat wajib tersebut. Sebelumnya saat ia masih melaksanakan praktek, ibadah sholat tersebut tertunda bahkan dilakukan nanti-nanti karena ia masih membuka praktek bersama pasiennya.